Minggu, 25 Desember 2016

PROSES BISNIS ATAS PEMBELIAN DAN SDM



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh semua pihak yang ada di dalam perusahaan. Proses penetapan tujuan membutuhkan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar yang relatif besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan berhubungan dengan persediaan. Selain itu, perusahaan pun akan sangat terpengaruh dengan adanya sumber daya manusia yang inovatif.
Pembelian untuk persediaan barang dagangan yang terlalu besar hanya merupakan pemborosan dalam bentuk biaya dana yang tertanam dalam persediaan. Disamping adanya kemungkinan resiko kerusakan juga mengakibatkan bertambahnya biaya penyimpanan, biaya pemeliharaan digudang, turunnya kualitas barang dan keusangan. Sebaliknya, pembelian yang relatif kecil dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk tidak terpenuhinya kebutuhan pelanggan, sehingga pelanggan tidak akan percaya pada perusahaan. Keadaan ini dapat menyebabkan pelanggan akan beralih ke perusahaan lain yang melakukan kegiatan sejenis. Agar perencanaan yang dibuat dapat berjalan secara efektif dan efisien perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan secara pengawasan fisik, pengawasan akuntansi dengan melihat adanya pemisahan fungsi antara bagian pemesanan, bagian penerimaan, bagian penyimpanan, bagian pengiriman, dan bagian pencatatan. Selain itu, pengawasan juga perlu untuk menjaga agar persediaan berada pada tingkat persediaan sesuai dengan kebutuhan agar kelancaran operasi perusahaan tidak terganggu.
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu, atau sebuah bentuk interseksi atau pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia dan teknologi informasi.
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan adalah modal. Pada umumnya pihak manajemen perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu menerbitkan saham baru atau melakukan pinjaman dari pihak luar baik dalam hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, apabila manajemen memilih hutang sebagai alternatif sumber modal, maka manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu membayar hutang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya. Oleh karena itu, penyusun akan membahas mengenai Proses Bisnis dalam Pembelian dan Sumber Daya Manusia.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun akan merumuskan masalah sebagai berikut
1.      Apakah fungsi dan tujuan dari sistem akuntansi pembelian?
2.      Bagaimana aktivitas bisnis siklus pengeluaran dalam pembelian?
3.      Bagaimana prosedur dan sistem prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian?
4.      Apakah catatan dan dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian?
5.      Bagaimana tujuan pengendalian, ancaman, dan prosedur dalam manajemen pembelian?
6.      Bagaimana tujuan pengendalian, ancaman, dan prosedur dalam manajemen SDM?
7.      Apakah kebutuhan informasi dan prosedurnya dalam manajemen SDM?

1.3  Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan masalahnya sebagai berikut
1.      Mengetahui fungsi dan tujuan dari sistem akuntansi pembelian.
2.      Mengetahui aktivitas bisnis siklus pengeluaran dalam pembelian.
3.      Mengetahui prosedur dan sistem prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian.
4.      Mengetahui catatan dan dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian.
5.      Mengetahui tujuan pengendalian, ancaman, dan prosedur dalam manajemen pembelian.
6.      Mengetahui tujuan pengendalian, ancaman, dan prosedur dalam manajemen SDM.
7.      Mengetahui kebutuhan informasi dan prosedurnya dalam manajemen SDM.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1  Fungsi dan Tujuan dari Sistem Akuntansi Pembelian
Fungsi yang terkait dengan akuntansi pembelian menurut Mulyadi (2001:300) adalah sebagai berikut :
1.      Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2.      Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3.      Fungsi Penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kualitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Dan juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.
4.      Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan persediaan. Fungsi pencatatan utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian kedalam register bukti kas keluar. Dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas keluar yang berfungsi sebagai catatan utang. Sedangkan fungsi persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli kedalam kartu persediaan.



Tujuan Sistem Akuntansi Pembelian
1.          Agar dapat mempertahankan kontinuitas usaha perusahaan yang disebabkan pembelian merupakan bagian dari siklus aktivitas operasi perusahaan.
2.          Transaksi Pembelian akan mengakibatkan perubahan posisi harta dan utang pada suatu perusahaan. Ini berarti adanya pembelian, khususnya pembelian kredit disatu pihak harta bertambah tetapi pihak lain hutangpun bertambah.
3.          Apabila pembelian kurang direncanakan maka akan berakibat pada kekayaan dan hasil usaha perusahaan seperti sebagai berikut:
a.         Apabila kuantum barang yang dibeli terlalu banyak dapat berakibat adanya penumpukan persediaan yang mungkin menanggung beban bunga bank kalau dananya bersumber dari bank. Hal lainnya terlalu banyak persediaan, menanggung resiko rusak, hilang, susut dan lain – lain. Jika persediaan terlampau sedikit mengganggu kontinuitas usaha.
b.         Apabila kualitas atas persediaan bahan baku yang dibeli menyimpang atau kurang, akan mempengaruhi kualitas atas hasil produksi yang menggunakan bahan baku tersebut.
c.         Apabila harga perolehan barang terlalu tinggi dikarenakan adanya pemborosan, manipulasi dan lain – lain, akan menaikkan harga pokok atas barang yang dijual dan mengakibatkan pula akan sulit bersaing dipasaran.

2.2  Aktivitas Bisnis Siklus Pengeluaran dalam Pembelian
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembelian serta pembeyaran barang dan jasa. Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan total biaya perolehan dan pemeliharaan persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang diperlukan perusahaan untuk berfungsi. Terdapat tiga aktivitas bisnis dasar dalam siklus pengeluaran, yaitu:
1.      Memesan barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
·         Aktivitas utama pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan persediaan atau perlengkapan.
-          Metode pengendalian persediaan tradisional ini sering disebut: kuantitas pesanan ekonomis [EOQ]):
·         Pendekatan ini didasarkan pada perhitungan jumlah optimal pesanan untuk meminimalkan jumlah biaya pemesanan, penggudangan dan kekurangan persediaan.
        Metode-metode pengendalian persediaan alternatif :
a.       MRP (Material Requirement Planning)
Pendekatan ini bertujuan mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan cara menjadwalkan produksi, bukan memperkirakan kebutuhan.
b.      JIT (Just In Time)
Sistem JIT berusaha untuk meminimalkan, jika bukan menghilangkan, baik biaya penggudangan maupun kekurangan persediaan.
Perbedaan utama antara Materials Requirements Planning (MRP) dan Just-In-Time (JIT)
        Sistem MRP menjadwalkan produksi untuk memenuhi perkiraan kebutuhan penjualan, sehingga menghasilkan persediaan barang jadi.
        Sistem JIT menjadwalkan produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan, sehingga secara nyata meniadakan persediaan barang jadi.
·         Dokumen-dokumen dan  prosedur-prosedur:
·         Permintaan pembelian adalah sebuah dokumen yang mengidentifikasikan berikut ini :
        Peminta dan mengidentifikasi nomor barang
        Menspesifikasikan lokasi pengiriman dan tanggal dibutuhkan
        Deskripsi, jumlah barang, dan harga setiap barang yang diminta
        Dan dapat berisi pemasok yang dianjurkan
·         Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan ini:
        Harga, kualitas bahan baku
        Dapat diandalkan dalam melakukan pengiriman

  • Dokumen-dokumen dan prosedur-prosedur:
        Pesanan pembelian adalah sebuah dokumen atau formulir elektronis yang secara formal meminta pemasok untuk menjual dan mengirimkan produk yang disebutkan dengan harga yang telah ditentukan.
        Pesanan pembelian juga merupakan janji untuk membayar dan menjadi sebuah kontrak begitu pemasok menyetujuinya.
        Sering kali, beberapa pesanan pembelian dibuat untuk memenuhi satu permintaan pembelian.
2.      Menerima dan menyimpan barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
·           Aktivitas bisnis utama kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang yang dipesan.
·           Keputusan-keputusan penting dan kebutuhan-kebutuhan informasi:
·           Bagian penerimaan mempunyai dua tanggung jawab utama:
a.       Memutuskan apakah menerima pengiriman
b.      Memeriksa jumlah dan kualitas barang
·           Dokumen-dokumen dan prosedur-prosedur:
·           Laporan penerimaan adalah dokumen utama yang digunakan dalam subsistem penerimaan dalam siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai: setiap kiriman, termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian.
a.       Bagi setiap barang yang diterima, laporan ini menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran, dan jumlah barang yang diterima.

3.      Membayar barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
a.       Membayar barang dan jasa (layanan): Menyetujui Faktur Pemasok
·         Aktivitas utama ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk pembayaran.
        Bagian utang usaha menyetujui faktur penjualan untuk dibayar
        Kasir bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran
·         Tujuan utang usaha adalah untuk mensahkan pembayaran hanya untuk barang dan jasa yang dipesan dan benar-benar diterima.
·         Ada dua cara untuk memproses faktur penjualan dari vendor :
        Sistem tanpa voucher
        Sistem Voucher
b.      Membayar barang dan jasa (layanan): Memperbaiki Utang Usaha
Efisiensi pemrosesan dapat diperbaiki dengan:
         Meminta para pemasok untuk memberikan faktur secara elektronis, baik melalui EDI atau melalui Internet
         Penghapusan faktur vendor (pemasok).  Pendekatan tanpa faktur ini disebut Evaluated Receipt Settlement (ERS).
c.       Membayar Barang: Membayar faktur penjualan yang telah disetujui
         Kasir menyetujui faktur
         Gabungan dari faktur vendor dengan dokumen pendukungnya disebut : Bundel voucher.
         Keputusan penting dalam proses pengeluaran kas adalah menetapkan apakah akan memanfaatkan diskon yang ditawarkan untuk pembayaran awal.

2.3  Prosedur dan Sistem Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian
Prosedur pembelian dilaksanakan melalui beberapa bagian dalam perusahaan bagian-bagian yang terkait dalam prosedur ini adalah bagian pembelian, penerimaan barang, hutang dan gudang, menurut Mulyadi (2001:300) transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini:
1.      Pada saat persediaan bahan menunjukkan batas minimal fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian.
2.      Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.
3.      Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.
4.      Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
5.      Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok.
6.      Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.
7.      Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan kepada fungsi akuntansi.
8.      Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktor dari pemasok tersebut fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.

Sedangkan Menurut Mulyadi (2001:3001) jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah  sebagai  berikut:
1.      Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat perrnintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
2.      Prosedur permintaan penawaran harga dan penelitian pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada petnasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lai, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.
3.      Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembetian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
4.      Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan peneriinaan barang dari pemasok tersebut.


5.      Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.
6.      Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debet dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

2.4  Catatan dan Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Akuntansi Pembelian
Menurut Mulyadi (2001:303) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian adalah :
1.      Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat permintaan pembelian.
2.      Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
3.      Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.
4.      Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
5.      Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian.

6.      Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok.

Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian (Mulyadi, 2001:308) adalah :
1.       Register bukti kas keluar, Adalah suatu jurnal untuk mencatat utang yang timbul dari pembelian.
2.       Jurnal pembelian, Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah jurnal pembelian.
3.       Kartu utang, Jika dalam catatan utang perusahaan menggunakan account payable procedure buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang.
4.       Kartu persediaan, Dalam sistem akuntansi pembelian. Kartu persediaan ini digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.

2.5  Tujuan Pengendalian, Ancaman, dan Prosedur dalam Manajemen Pembelian
Tujuan pengendalian dalam manajemen pembelian, yaitu sebagai berikut:
        Fungsi lain SIA yang dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian yang cukup untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan berikut terpenuhi:
·         Transaksi-transaksi diotorisasi dengan tepat.
·         Transaksi-transaksi dicatat dengan valid.
·         Valid, otorisasi transaksi dicatat.
·         Transaksi dicatat dengan akurat.
        Aset (kas, persediaan, dan data) diamankan (dijaga) dari kehilangan atau pencurian.
        Aktivitas bisnis dilakukan secara efektif dan dengan efisien.


Ancaman dalam manajemen pembelian, yaitu:
        Mencegah kehabisan dan kelebihan persediaan
        Meminta barang yang tidak dibutuhkan
        Membeli dengan harga yang dinaikkan
        Membeli barang yang berkualitas rendah
        Membeli dari pemasok yang tidak diotorisasi
        Komisi (kickbacks)
        Menerima barang yang tidak dipesan
        Membuat kesalahan dalam perhitungan
        Mencuri persediaan
        Gagal memanfaatkan diskon pembelian yang tersedia
        Kesalahan mencatat dan memasukan data dalam utang usaha
        Kehilangan data

Prosedur-prosedur dalam pengendalian manajemen akuntansi, yaitu:
        Sistem pengendalian persediaan
        Analisis kinerja pemasok
        Persetujuan permintaan pembelian
        Batas akses ke permintaan pembelian kosong
        Konsultasi daftar harga 
        Pengendalian anggaran
        Gunakan daftar pemasok yang disetujui
        Persetujuan pembelian pesanan
        Pemesanan pembelian sebelum penomoran
        Larangan hadiah dari para pemasok
        Insentif ke semua rekening pengiriman
        Pengendalian akses phisik
        Cek ulang akurasi faktur
        Pembatalan pengecekan voucher




2.6  Tujuan Pengendalian, Ancaman, dan Prosedur dalam Manajemen SDM
Fungsi utama kedua dari SIA dalam manajemen SDM / penggajian adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai agar dapat memastikan terpenuhinya tujuan-tujuan berikut ini:
1.      Semua transaksi penggajian diotorisasi dengan benar.
2.      Semua transaksi penggajian yang dicatat valid.
3.      Semua transaksi penggajian yang dicatat valid dan diotorisasi
4.      Semua transaksi penggajian dicatat secara akurat.
5.      Peraturan pemerintah terkait yang berhubungan dengan pengiriman pajak dan pengisian laporan penggajian serta MSDM telah dipenuhi.
6.      Aset (baik kas dan data) dijaga dari kehilangan dan pencurian.
7.      Aktivitas siklus manajemen SDM / penggajian dilakukan secara efektif dan efisien.

Ancaman-ancaman dalam manajemen SDM, yaitu:
1.      Mempekerjakan pegawai yang tidak berkualifikasi atau berkelakuan buruk
2.      Pelanggaran hukum ketenagakerjaan
3.      Perubahan file induk penggajian tanpa otorisasi
4.      Data waktu yang tidak akurat
5.      Pemrosesan penggajian yang tidak akurat
6.      Pencurian atau distribusi cek gaji tipuan
7.      Kehilangan atau pengungkapan data tanpa otorisasi
8.      Kinerja yang kurang baik

Prosedur pengendalian
        Prosedur mempekerjakan yang baik, termasuk verifikasi keahlian pelamar kerja, referensi dan riwayat pekerjaan
        Dokumentasi lengkap atas prosedur untuk mempekerjakan
        Pemindahan tugas
        Total batch dan pengendalian aplikasi lainnya
        Setoran langsung
        Distribusi cek gaji dilakukan oleh seseorang yang independen dari proses penggajian
        Penyelidikan cek gaji yg tidak diklaim
        Pengunaan rekening giro terpisah untuk penggajian
        Pengendalian akses
        Prosedur pembuatan cadangan
        Enkripsi data

2.7  Kebutuhan Informasi dan Prosedurnya dalam Manajemen SDM
·         Fungsi ketiga SIA adalah memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.
·         Sistem penggajian harus didesain untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data biaya dengan jenis informasi lainnya agar memungkinkan pihak manajemen membuat jenis keputusan berikut ini :
1        Kebutuhan pegawai di masa mendatang
2        Kinerja pegawai
3        Moral pegawai
4        Efisiensi dan efektivitas pemrosesan penggajian
·         Beberapa informasi biasanya diberikan oleh sistem penggajian.
·         Informasi lainnya, seperti data tentang keahlian pegawai, biasanya diberikan oleh sistem manajemen SDM.
·         Informasi lainnya, seperti data mengenai moral pegawai, biasanya tidak dikumpulkan baik oleh sistem manajemen SDM / penggajian.











BAB 3
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Aktivitas bisnis dasar yang dijalankan dalam termasuk memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa; menerima bahan baku, perlengkapan, dan jasa; menyetujui faktur pemasok untuk pembayaran; serta membayar barang dan jasa.
Efisiensi dan efektivitas dari aktivitas ini dapat secara signifikan memengaruhi kinerja keseluruhan sebuah perusahaan. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pembelian perusahaan, menurut Mulyadi (2001:3001) jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah  sebagai  berikut:
a.       Prosedur permintaan pembelian
b.      Prosedur permintaan penawaran harga dan penelitian pemasok
c.       Prosedur order pembelian
d.      Prosedur penerimaan barang
e.       Prosedur pencatatan utang
f.       Prosedur distribusi pembelian
Fungsi utama kedua dari SIA dalam manajemen SDM / penggajian adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai agar dapat memastikan terpenuhinya tujuan-tujuan berikut ini:
a.       Semua transaksi penggajian diotorisasi dengan benar.
b.      Semua transaksi penggajian yang dicatat valid.
c.       Semua transaksi penggajian yang dicatat valid dan diotorisasi
d.      Semua transaksi penggajian dicatat secara akurat.
e.       Peraturan pemerintah terkait yang berhubungan dengan pengiriman pajak dan pengisian laporan penggajian serta MSDM telah dipenuhi.
f.       Aset (baik kas dan data) dijaga dari kehilangan dan pencurian.
g.      Aktivitas siklus manajemen SDM / penggajian dilakukan secara efektif dan efisien.



3.2  Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang proses bisnis dalam pembelian dan SDM sebagai hasil dari beberapa informasi yang telah kami dapatkan. Dari pembahasan tersebut kami harap penjelasan ini bisa diterapkan dalam penyajian perusahaan seluruh investasi pada perusahaan dalam pembelian dan SDM (penggajian) untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan sesuai dengan Perusahaan. Hal itu perlu dilakukan sebagai cara pelaksanaan yang tepat dan baik, selain itu sebagai antisipasi masalah yang mungkin terjadi dimasa depan. Penulis juga berharap dengan adanya penulisan makalah ini maka bagi para pembaca bisa menganalisa lebih jauh lagi tentang bahasan yang ada pada makalah ini dan bisa di manfaatkan sebaik mungkin bagi para pembaca sebagai sumber pengetahuan.






















DAFTAR PUSTAKA

·         B. Romney, Marshall & Paul John Steinbart. (2014). Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information Systems). Jakarta: Salemba Empat
·         Yayanknrd.blogspot.co.id
·         Dikatara.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar