PEMROSESAN
TRANSAKSI DAN PROSES KONTROL INTERNAL
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi
Dosen:
M.Joharudin,
S.Pd., M.M.
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala – sumber segala kekuatan
dan ilmu pengetahuan – karena berkat-Nya lah kami telah menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini didasarkan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
dan Akuntansi, dimana kami membuat makalah ini dengan judul “PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES
KONTROL INTERNAL”
Kami
berharap semoga penulisan hasil makalah ini dapat diterima oleh dosen
pembimbing kami dan juga dapat bermanfaat bagi yang para pembaca. Saya menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Kami menyadari
sepenuhnya, bahwa penulisan hasil makalah ini masih banyak kekurangan
didalamnya untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan
agar kedepannya kami mampu menyusun makalah lebih baik lagi.
Cirebon,
November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masakah
1.3.Tujuan Pembahasan
1.4.Manfaat
Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pemrosesan Transaksi
2.2. Komponen-Komponen Pemrosesan Transaksi
2.3. Arus Pemrosesan Transaksi
2.4. Pengertian Kontrol Internal
2.5. Unsur Sistem Kontrol Internal
2.6. Komponen-Komponen Kontrol Internal
2.7. Pengendalian Pemrosesan Transaksi
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.5.Latar
Belakang
Setiap
pemrosesan transaksi hampir selalu dimiliki oleh suatu perusahaan, organisasi,
intansi pemerintah karena didalam suatu perusahaan, organisasi, intansi
pemerintah, transaksi selalu terjadi dan setiap transaksi yang terjadi harus
dicatat. Transaksi sendiri menunjukan adanya suatu bukti bahwa suatu suatu
perusahaan, organisasi, intansi pemerintah itu melakukan suatu aktivitasnya.
Mengingat tingginya tingkat persaingan bisnis mendoron dilakukannya suatu
proses komunikasi informasi dan data secara cepat dan akurat baik melalui
proses pengelolaan data, analisis dan pelaporan data, proses ini didasarkan
pada kriteria data yang relevan, handal, lengkap, tepat waktu, mudah
dimengerti, dapat diakses secara langsung melalui proses komunikasi data dan
terintegrasi.
Seberapa
cepat dan akuratnya pemrosesan transaksi dalam suatu perusahaan pastilah tidak
luput dari sebuah ancaman, baik internal maupun eksternal. Ancaman tersebut
bisa berupa kelalaian dalam proses pengelolaan data, analisis maupun pelaporan
datanya. Efek dari ancaman tersebut bisa dalam bentuk penipuan ataupun
gangguan. Jika diteliti secara seksama gangguan yang datang dari luar dan
gangguan yang datang dari dalam apabila menunjukan intensitas yang tinggi maka
hal tersebut dapat membahayakan keberlangsungan suatu perusahaan, organisasi,
intansi pemerintah. Untuk mengatasi ini diperlukan pengendalian atau kontrol
internal yang baik dan terencana.
Dari
penjabaran mengenai pemrosesan transaksi dengan pengendalian internal terlihat
bahwa adanya suatu keterkaitan untuk itu penulis melalui makalah ini akan
mengkaji pemahaman mengenai pemrosesan transaksi dan pengendalian internal juga
sehingga penulis membuat makalah ini dengan judul “Pemrosesan Transaksi Dan
Proses Kontrol Internal”
1.6.Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang Dimaksud Pemrosesan
Transaksi?
2.
Apa sajakah Komponen-Komponen Pemrosesan
Transaksi?
3.
Bagaimanakah Arus Pemrosesan Transaksi?
4.
Apakah yang dimaksud Kontrol Internal?
5.
Apa sajakah Unsur Sistem Kontrol
Internal?
6.
Apa Sajakah Komponen-Komponen Kontrol Internal?
7.
Bagaimana Pengendalian Pemrosesan Transaksi?
1.7.Tujuan
Pembahasan
1.
Mengetahui Pengertian Pemrosesan
Transaksi.
2.
Mengetahui Komponen-Komponen Pemrosesan
Transaksi.
3.
Mengetahui Arus Pemrosesan Transaksi.
4.
Mengetahui Kontrol Internal.
5.
Mengetahui Unsur Sistem Kontrol Internal
6.
Mengetahui Komponen-Komponen Kontrol
Internal.
7.
Mengetahui Pengendalian
Pemrosesan Transaksi
1.4.Manfaat
Pembahasan
Dengan mempelajari makalah pemrosesan transaksi dan
proses kontrol internal diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang proses
pemrosesan transaksi serta menentukan berbagai pengendalian internal perusahaan
terhadap pemrosesan transaksi tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pemrosesan Transaksi
Salah
satu tujuan sistem informasi adalah mendukung operasi harian perusahaan. Tujuan
ini dicapai melalui pemrosesan transaksi-transaksi yang disebabkan baik oleh
sumber-sumber ekstern maupun intern, dan menyiapkan keluaran-keluaran seperti
dokumen-dokumen operasional dan laporan-laporan keuangan.
Sistem
Pemrosesan Transaksi (SPT) adalah bentuk sistem infromasi yang berfungsi
merekam semua aktivitas/kejadian didalam perusahaan sistem pemrosesan transaksi
merupakan suatu informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk
memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti
daftar gaji, penjualan, pemesanan hotel, pencatatan karyawan dan pengiriman. Sistem
pemrosesan transaksi Meliputi mencatat data, memproses data dan menghasilkan
informasi baku atau standart. Sistem pemrosesan transaksi hampir selalu
dimiliki oleh suatu perusahaan, organisasi, intansi pemerintah karena didalam
suatu perusahaan atau organisasi, transaksi selalu terjadi dan setiap transaksi
yang terjadi harus dicatat.
Sebelum
transaksi diproses, kita terlebih dahulu harus mengidentifikasikan data-data
transaksi yang dibutuhkan dalam suatu laporan keuangan. Kita tidak perlu
mengumpulkan transaksi yang tidak dibutuhkan oleh suatu laporan keuangan. Jadi
kesimpulannya kita memulai pemrosesan suatu transaksi akuntansi harus diawali
mulai dari atas bukan dari bawah (laporan keuangan). Dimulai dari desain
laporan keuangan, kemudian pembuatan bagan rekening, setelah itu
diidentifikasikan berdasarkan siklus transaksi, dan yang terakhir baru dibuat
ayat jurnalnya.
·
Bagan Rekening
Daftar yang menguraikan semua rekening yang digunakan dalam
pembuatan laporan keuangan. Kegiatan pembuatan bagan arus tersebut tidak
terlepas dari kegiatan pengkodean.
·
Pengkodean
Untuk membantu dalam pengumpulan maupun pemrosesan
transaksi biasanya diberi suatu kode. Dimana kode adalah suatu kerangka yang
menggunakan huruf atau angka (atau kombinasi keduanya) untuk memberikan tanda
terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat (bagan rekening).
Tujuan Pengkodean
a. Mengidentifikasi
data akuntansi secara unik
b. Meringkas data
c. Mengklasifikasikan
rekening/transaksi
d.
Menyampaikan makna tertentu
Metode
Pengkodean:
ð
Kode angka atau huruf berurutan.
Dalam
metode ini tiap rekening diberi kode angka atau huruf secara berurutan.
ð
Kode angka blok
Dalam
pemberian kode ini rekening dikelompokkan menjadi beberapa golongan dan tiap
golongan disediakan satu blok angka yang berurutan untuk memberi kodenya.
ð
Kode angka kelompok
Kode
kelompok diberikan dengan memberikan nomor kode untuk setiap kelompok, golongan,
subgolongan dan jenis rekening.
Klasifikasi :
xxx
xxx xxx xxx
kelompok rekening
Golongan rekening
Subgolongan rekening
Jenis Rekening
ð
Kode Mnemonic
Pemberian kode dengan menggunakan Huruf yang disingkat
mendekati bentuk aslinya, misalnya, Aktiva lancar = AL, Jurnal Penjualan = JP,
dsb.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian Kode
:
1. Setiap
kode harus mewakili secara unik unsur yang diberi kode.
2. Desain
kode harus mudah disesuaikan dengan tuntutan perubahan.
2.2.
Komponen-Komponen Pemrosesan Transaksi
Pemrosesan
transaksi terjadi dalam suatu proses. Proses ini dikenal sebagai siklus
akunting. Siklus akunting membutuhkan beragam komponen pembangun. Komponen-komponen
ini meliputi input, proses penyimpanan, output.
1.
Input
Input
dalam suatu proses transaksi adalah dokumen sumber yang dapat berupa formulir
atau bukti transaksi lainnya. Contoh: pesanan konsumen, slip penjualan, faktur,
kartu absen karyawan. Dokumen sumber menyediakan catatan-catatan tertulis
dokumen sumber berfungsi:
a.
Memicu mengotorisasi operasi fisik
Sebagai
contoh surat pesanan penjualan mengotorisasi pengiriman barang dan gangguan
kepada pelanggan.
b.
Memantau arus fisik
Misalnya
surat pesanan penjualan digunakan untuk memperlihatkan pergerakan barang pesanan
dari gudang ketempat pengiriman.
c.
Mencerminkan akuntabilitas atas tindakan
yang diambil
Misalnya
tagihan dari pemasok diparaf untuk memperlihatkan bahwa tagihan ini sudah
diperiksa kebenarannya.
d.
Menjaga kemutakhiran dan kelengkapan
basis data.
Sebagai
contoh faktur penjualan digunakan untuk memutakhirkan saldo dalam catatan
sediaan. Catatan pelanggan dan kemudian diarsipkan untuk kepentingan riwayat
penjualan.
e.
Menyediakan data yang dibutuhkan untuk
keluaran.
Misalnya
data yang dibutuhkan untuk keluaran misalnya data dalam surat pesanan penjualan
digunakan untuk menyiapkan faktur penjualan dan ikhtiar penjualan.
2.
Proses
Dalam
system manual terdiri dari kegiatan pemasukan data transaksi kedalam jurnal.
Dalam sistem komputer, prosesnya dilakukan dengan memasukan data kedalam file
transaksi jurnal digunakan untuk mencatat transaksi akuntansi keuangan.
Register digunakan untuk mencatat jenis lain data yang tidak terkait secara
langsung dengan akuntansi.
3.
Penyimpanan
Media
penyimpanan dari transaksi secara manual adalah buku besar. Buku besar ini
menyediakan ikhtisar transaksi-transaksi keuangan perusahaan. Proses pemasukkan
data dari jurnal kedalam buku besar disebut “POSTING”. Untuk sistem komputer,
posting ini dilakukan dengan mengudate file master menggunakan file transaksi.
Contoh: file transaksi, file master, dan file referensi atau tabel.
·
Master File merupakan kumpulan cacatan
(record) yang bersifat tetap dan berisi data yang selalu disesuaikan denan
keadaan. Dalam operasi manual master file setara dengan buku besar dan buku
besar pembantu.
·
File Transaksi merupakan kumpulan
catatan transaksi yang terjadi yang digunakan untuk mengupdate master file.
Dalam operasi manual file transaksi ini sama dengan jurnal.
·
File Indeks merupakan master file yang
berisi data yang digunakan dalam proses penyesuaian suatu master file. File
Pelanggan (berisi No. Pelanggan, alamat, maksimum kredit, digunakan sebagai
petunjuk untuk menyesuaikan file piutang)
·
File Table merupakan suatu master file
yang berisi data yang digunakan sebagai referensi dalam memproses suatu file.
Biasanya berisi data yang bersifat tetap yang digunakan dalam
perhitungan-perhitungan, seperti file gaji karyawan yang digunakan untuk
menyusun daftar gaji, file tarif pajak penghasilan yang digunakan untuk menghitung
potongan pajak penghasilan karyawan.
4.
Output
Jenis
keluaran yang dihasilkan dari proses transaksi, antara lain: laporan keuangan,
laporan operasional, dokumen pengiriman, faktur, dan neraca saldo.
Langkah
Pemrosesan
|
Faktur
Penjualan
|
Bukti
penerimaan utang
|
Dokumen
sumber-sumber lain
|
Pembayaran
gaji
|
Faktur pembelian
|
Bukti pembayaran
lain-lain
|
Jurnal
penjualan
|
Jurnal
Penerimaan kas
|
Voucher
jurnal
|
Jurnal
pembayaran gaji
|
Jurnal
pembelian
|
Jurnal
pengeluaran kas
|
Buku Bantu
Piutang
|
Buku Besar
|
Buku pembantu
utang
|
Neraca Saldo
|
Neraca
|
Laporan Rugi Laba
|
Laporan Manajemen
|
Laporan Cash Flow
|
Gb.
Sistem Pemrosesan Transaksi Secara Manual
2.3.
Arus Pemrosesan Transaksi
Tiap-tiap
sistem pemrosesan transaksi menggabungkan komponen-komponen yang telah
disinggung sebelumnya ketika transaksi menjalani keseluruhan siklus akunting.
Pada bagian ini kita menelusuri arus penjualan, penerimaan tunai, pembelian,
pengeluaran tunai, dan transaksi pembayaran gaji.
Pada
usaha perdagangan yang biasa melakukan transaksi bisnis secara kredit, umumnya
memiliki deskripsi tugas dan fungsi masing-masing sebagai berikut:
1. Pelanggan
memesan barang dengan dengan mengirim surat pemesanan kepada perusahaan. Bagian
kredit, kemudian meneliti kemampuan kredit pelanggan. Apabila disetujui, bagian
penjualan akan memerintahkan bagian gudang mengirimkan barang kebagian
pengiriman. Bagian pengiriman lalu mengecek kesesuaian antara barang dan isi
surat pesanan. Jika sesuai, bagian pengiriman akan membungkus barang,
menyiapkan dokumen dan menghubungi perusahaan pengangkutan. Setelah diterima
pelanggan, akan muncul piutang atas pelanggan.
2. Berdasarkan
pemesanan. Bagian pemasaran akan menganalisis pesanan berdasarkan jenis,
wilayah, dan segmentasi lainnya. Dari hasil analisis dapat dijadikan parameter
yang relevan untuk tingkat penjualan pemasaran, dapat memprediksi kebutuhan
persediaan yang akan datang.
3. Berdasarkan
perkiraan kebutuhan persediaan. Jika barang telah mendekati titik pemesanan,
kembali petugas mencatat mengajukan permintaan pembelia. Pada bagian pembelian,
akan dibuatkan surat pemesanan kepada pemasok. Pada saat barang diterima dari
pemasok, dibandingkan dengan surat pesanan dan dimasukan kegudang, dan muncul
utang perusahaan terhadap pemasok.
4. Dalam
perkiraan penjualan juga diperhitungkan kebutuhan tenaga kerja, yang kemudian
berimplikasi pada manajemen sumber daya, apakah membutuhkan perekrutan sumber
daya baru atau tidak,. Perekrutan atau mutasi harus dicacat didalam sistem
administrasi karyawan, dan prestasi karyawan dicatat dalam kartu kerja (job time ticket) dan kartu absensi (time clock card) kepada mereka diberi
imbalan gaji dan upah yang sesuai.
5. Gaji
dan upah menimbulkan dampak pada pengeluaran kas. Daftar gaji yang sudah
diperhitungkan pajak dan potongan lainnya diberikan kekasir untuk dibagikan,
dan utang dagang juga berimplikasi pada pengeluaran kas. Kemudian, dokumen
tersebut diberikan kekasir untuk dibayarkan, dan pada saat jatuh tempo
pelanggan juga akan melunasi hutangnya. Penerimaan dan pengeluaran kas akan
diperhitungkan dalam akuntansi dan aliran kas.
Pesanan Penjualan
|
Piutang
|
Penerimaan Kas
|
Penjualan
|
Buku besar
persediaan
|
Pengendalian
persediaan
|
utang
|
Pembelian
|
Pesanan Pembelian
|
Catatan Karyawan
|
Pengeluaran Kas
|
Gaji dan Upah
|
Gb. Proses
Transaksi Pada Usaha Perdagangan
Mengingat
transaksi dalam suatu perusahaan terjadi secara rutin. Misalnya ribuan transaksi
dari suatu jenis tertentu (penjualan ke pelanggan) bisa terjadi setiap hari.
Untuk menghadapi volume yang besar tersebut secara efisiensi perusahaan
mengelompokan jenis-jenis transaksi yang sama kedalam siklus-siklus transaksi.
Siklus transaksi terdapat tiga siklus aktivitas bisnis, antara lain
1)
Siklus Pendapatan
Kejadian
yang terkait dengan distribusi barang dan jasa ke entitas lain dan pengumpulan
kas yang terkait dengan distribusi tersebut. Aktivitas siklus pendapatan
menggambarkan proses penjualan barang jadi selesai diproduksi. Aktivitas ini
melibatkan berbagai sub sistem, yaitu sistem penerimaan kas, sistem piutang
dagang, dan sistem penjualan kredit. Aktivitas pendapatan ini berawal dari
penawaran yang datang dari pemesan dan setelah melalui proses pengiriman barang
pada periode berikutnya, akan muncul pembayaran dari pelanggan. Aktivitas ini
dapat mempengaruhi pencatatan transaksi pada piutang, persediaan dan penerimaan
kas dan setoran kas ke bank.
2)
Siklus Pengeluaran
Kejadian
yang terkait dengan perolehan barang dan jasa ke entitas lain dan pelunasan
kewajiban terkait dengan perolehan barang dan jasa. Siklus pengeluaran
merupakan segala sumber daya yang berkaitan dengan tenaga kerja, bahan baku,
dan properti yang diwujudkn dalam bentuk pertukaran dengan peredaran kas yang
digunakan sebagai menjalankan aktivitas transaksi perusahaan. Misalnya
pembayaran upah tenaga kerja, baik lanngsung maupun tidak langsung, biaya
pembelian bahan baku dan bahan pembantu, berikutnya adalah kegiatan penggunaan alat
untuk memproduksi (mesin, kendaraan, gedung pabrik/kantor), semua aktivitas
yang berkait dengan penerimaan dari pembelian bahan baku, peralatan akan
mengakibatkan perubahan terhadap akun utang dagang, persediaan, dan pengeluaran
kas. Aktivitas penggunaan tenaga kerja akan mempengaruhi akun pembayaran gaji
karyawan dan pengeluaran kas.
3)
Siklus Konversi
Siklus
konversi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memproses bahan baku menjadi
barang jadi, kegiatan ini biasanya dilakukan pada perusahaan manufaktur.
Sedangkan kegiatan yang dilakukan pada perusahaan dagang dan jasa, kegiatan
konversi ini tidak terlihat secara nyata, biasanya siklus konversi akan
terlihat pada kegiatan pengembangan produk atau jasa yang akan dijual. Kegiatan
konversi pada perusahaan manufaktur akan melibatkan berbagai subsistem dalam
sistem informasi akuntansi, misalnya sistem produksi dan sistem akuntansi
biaya. Sistem produksi akan melakukan kegiatan perencanaan dan menetapkan semua
aktivitas penggerakan bahan baku menjadi barang jadi dipabrik, sedangkan sistem
akuntansi biaya melakukan kegiatan penganalisisan dan menginformasikan segala
sesuatu pemakaian biaya didalam memproduksi barang.
2.4.
Pengertian Kontrol Internal
Commitee
on Auditing Procedure American Institute of Carified Public Accountan (AICPA)
mengemukakan bahwa pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan semua
metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan
aktivanya, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, memajukan
efesiansi operasi, dan mendorong ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan.
Kemudian Hartanto (1997) menjelaskan, pengendalian internal dengan membedakan
kedalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit pengendalian
internal disamakan dengan internal check yang
merupakan mekanisme pemeriksaan ketelitian dan administrasi. Sedangkan dalam
arti luas, pengendalian internal disamakan dengan management control, yaitu suatu sistem yang meliputi semua cara
yang digunakan oleh pemimpin perusahaan untuk mengawasi dan mengendalikan
perusahaan.
Sesuai
dengan definisi yang dikemukakan AICPA, maka dapat dirumuskan tujuan dari
pengendalian internal, yaitu:
1.
Menjaga keamanan harta miliki
perusahaan;
2.
Memeriksa ketelitian dan kebenaran
informasi akuntansi.
3.
Meningatkan efisiensi operasional
perusahaan; dan
4.
Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen
yang telah ditetapkan.
Pengendalian
diperlukan untuk mengurangi eksposur-eksposur. Suatu organisasi dipengaruhi oleh
eksposur yang dapat memberi akibat buruk bagi operasinya, bahkan sekalipun
organisasi itu berjalan dengan baik. Banyak aspek dari pemrosesan komputer
cenderung secara signifikan meningkatkan eksposur terjadinya kejadian yang
tidak menyenangkan. Analisis eksposur dalam organisasi sering dikaitkan dengan
konsep siklus transaksi harus mengembangkan tujuan pengendalian yang rinci
untuk setiap siklus transaksi.
Eksposur
adalah objek yang rentan terhadap resiko dan berdampak pada kinerja perusahaan
apabila resiko yang diprediksikan benar-benar terjadi. Eksposur yang paling
umum berkaitan dengan ukuran keuangan, misalnya harga saham, laba, pertumbuhan
penjualan dan sebagainya.
Dilihat dari tujuan tersebut maka
sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive
Controls) dan Pengendalian
Intern Administratif (Feedback Controls).
Pengendalian Intern Akuntansi dibuat
untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan
perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan
fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
Pengendalian Administratif dibuat
untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan
manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh :
pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil
tindakan.
2.5.
Unsur Sistem Kontrol Internal
Agar
suatu sistem pengendalian internal dapat berjalan secara efektif seperti yang
diharapkan, harus memiliki unsur pokok yang dapat mendukung prosesnya. Adapun
unsur pokok sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut:
1.
Struktur Organisasi; merupakan suatu
kerangka pemisahan tanggung jawab secara tegas berdasarkan fungsi dan tindakan
unit yang dibentuk. Prinsip dalm menyusun struktur organisasi, yaitu pemisahan
antara setiap fungsi yang ada dan suatu fungsi jangan diberi tanggung jawab
penuh melaksanakan semua tahapan kegiatan. Hal ini bertujuan supaya tercipta
mekanisme saling mengendalikan antarfungsi secara maksimal.
2.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
dalam organisasi. Struktur organisasi harus dilengkapi dengan uraian tugas yang
mengatur hak dan wewenang masing-masing tingkatkan beserta seluruh jajarannya.
Uraian tugas harus didukung petunjuk prosedur berbentuk peraturan pelaksanaan
tugas disertai penjelasan mengenai pihak-pihak yang berwenang mengesahkan
kegiatan, kemudian berhubungan dengan pencatatan harus disertai pula prosedur
yang baku. Prosedur pencatatan yang baik menjamin ketelitian dan keandalan data
dalam perusahaan. Transaksi terjadi apabila telah diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang dan setiap dokumen memiliki bukti yang sah, ada paraf dan tanda
tangan pejabat yang memberi otorisasi.
3.
Pelaksanaan kerja secara sehat. Tata
cara kerja secara sehat merupakan pelaksanaan yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mendukung tercapainya tujuan pengendalian internal yang ditunjukkan
dalam beberapa cara. Unsur kehati-hatian penting dijaga agar tidak seorang pun
menangani transaksi diawal sampai akhir sendirian, haru rolling antar pegawai,
melaksanakan berbagai tugas yang telah diberikan, memeriksa kekurangan dalam
pelaksanaan, serta menghindari kecurangan.
4.
Pegawai berkualitas. Salah satu unsur
pokok penggerak organisasi ialah karyawan, karyawab harus berkualitas agar
organisasi memiliki citra berkualitas. Secara umum, kualitas karyawan
ditentukan oleh tiga aspek, yaitu pendidikan, pengalaman, dan akhlak. Tidak
hanya berkualitas, tetapi kesesuaian tanggung jawab dan pembagian tuga perlu
diperhatikan. Pegawai yang berkualitas dapat ditentukan. Pegawai yang
berkualitas dapat ditentukan berdasarkan proses rekruitmen yang dilakukan
kepada mereka, apakah berbasis profesional atau berdasarkan carity (kedekatan teman).
2.6.
Komponen-Komponen Kontrol Internal
Komponen pengendalian
internal sangat dipengaruhi oleh kejadian atau hubungan antar masing-masing
komponen dalam sistem pengendalian internal. Terdapat lima komponen
pengendalian internal, yaitu sebagai berikut:
1.
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan
pengendalian ini merupakan persepsi perorangan dalam perusahaan tentang
pentingnya pengendalian internal. Pimpinan perusahaan harus menunjukan
komitmennya terhadap pelaksanaan kontrol yang ketat dan kebijakannya secara
sadar dan langsung diikuti oleh para bawahan. Suasana seperti ini merupakan
lingkungan pengendalian yang efektif diterapkan dalam perusahaan. Dalam
praktiknya lingkungan pengendalian itu meliputi hal berikut ini:
a.
Komitmen atas integritas dan nilai
etika.
Perusahaan
dapat menetapkan kesetiaan yang dijadikan sebagai prinsip dasar operasional dan
mengambangkan kebijakan tertulis dengan jelas, dalam praktiknya dapat
mendeskripsikan perilaku jujur dan tidak jujur. Seluruh tindakan tidak jujur
harus diinvetigasi secara menyeluruh dan mereka yang dianggap bersalah, harus
dibebastugaskan agar nilai etika tetap terjaga dalam membantu proses
pengendalian.
b.
Filosofi dan gaya beroperasi
Filosofi
merupakan pemikiran dan keyakinan dasar yang menjadi tolak ukur bagi
perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi
suatu kesatuan harus dilaksanakan, sehingga gaya beroperasi bervariasi, ada
yang bersifat demokrasi, ada juga bersifat komando.
c.
Struktur organisasi
Struktur
yang tegas dan jelas menunjukan batas wewenang seseorang melalui garis komando
dan mentapkan garis otoritas serta tanggung jawab, termasuk sentralisasi atau
desentralisasi otoritas, penetapan tanggung jawab untuk tugas tertentu,
pembagian wewenang terhadap tanggung jawab seseorang mempengaruhi informasi
manajemen.
d.
Badan audit an dewan komisasris
Komite
audit bertanggung jawab mengawasi struktur pengendalian internal perusahaan,
proses pelaporan keuangannya, dan kepatuhan terhadap peraturan serta standar
yang terkait. Komite berhubungan secara dekat dengan auditor eksternal dan
internal perusahaan. Peninjauan ini berfungsi untuk memeriksa integritas
manajemen guna meningkatkan kepercayaan publik yang berinvestasi atas
kesesuaian pelaporan keuangan.
e.
Metode manajemen
Metode
ini merupakan pola manajemen mengendalikan operasional perusahaan sesuai sumber
daya yang ada yang diarahkan guna mencapai tujuan bisnis tertentu serta membuat
sumber daya bertanggung jawab untuk kepentingan pengembangan usaha.
f.
Pengaruh eksternal
Pengaruh
dari pihak luar juga memberikan peranan yang signifikan terhadap operasional
perusahaan seperti persyaratan bursa efek, persyaratan pertauran lebaga lain,
bank, saran umum, dan perusahaan asuransi. Pengaruh ini harus dikelola maksimal
untuk memberdayakan perusahaan.
2.
Aktivitas Pengendalian.
Aktivitas
pengendalian merupakan sekumpulan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan
dan digariskan untuk tujuan keberhasilan pengendalian dalam perusahaan.
Aktivitas pengendalian pada dasarnya berbentuk pengendalian yang menggunakan
pendekatan berbasis teknologi informasi dan pengendalian yang menggunakan
pendekatan manual.
Pengendalian
berdasarkan teknologi informasi secara khusus berkaitan dengan lingkungan
teknologi dari pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum
meliputi kegiatan yang berhubungan dengan audit teknologi informasi, yang
ditujukan melindungi lingkungannya agar dikelola secara baik, sehingga proses
pengendalian mendapatkan dukungan lebih efektif. Berkaitan dengan pengendalian
aplikasi lebih ditujukan untuk mencegah, mendeteksi dan memperbaiki kesalahan
pada pengolahan data sitem komputer.
3.
Penilaian Resiko
Pendekatan
strategi manajemen resiko merupakan instrumen penting dalam mengontrol bisnis
perusahaan. Sistem pengendalian harus dievaluasi secara berkala efekivitasnya.
Organisasi harus melakukan penialaian risiko untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengatur risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan.
Dampak dari perencanaan strategi dan operasional serta keuangan dan informasi
akan menimbulkan risiko bisnis, beberapa kebijakan bisa berakibat yang lebih
besar serta kemungkinan muncul lebih besar. Oleh karena itu, segala sesuatu
yang terkait dengan biaya dan manfaat pengendalian harus direncanakan dan
diperhitungkan secara cermat sehingga kegagalan dan risiko dapat diminimalisir
dampaknya.
4.
Kualitas Informasi dan Komunikasi
Kualitas
informasi yang dihasilkan memberi dukungan penuh keberhasilan pimpinan membuat
keputusan bisnis, informasi laporan yang dihasilkan SIA membantu pimpinan
membuat keputusan terkait dengan operasi perusahaan serta bagaimana informasi
keuangan yang dibuat dapat dikomunikasikan secara cepat dan akurat. Informasi
keuangan yang dihasilkan harus akurat, didukung data dan fakta sehingga
memiliki nilai penting untuk dijadikan sebagai pengambilan keputusan. Informasi mengacu pada sistem
akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan
untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan
melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan utang
yang terkait. Komunikasi terkait dengan memberikan pemahaman yang jelas
mengenai semua kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengendalian.
Komunikasi yang baik membutuhkan komunikasi oral yang efektif, manual prosedur
yang memadai, manual kebijakan, serta berbagai jenis dokumentasi yang
lain. Komunikasi yang efektif juga membutuhkan aliran arus informasi dalam
organisasi yang memadai. Informasi semacam ini dibutuhkan untuk mengevaluasi
kinerja, membuat laporan perkecualian, dan lain sebagainya.
5.
Pengawasan
Pengawasan
yang efektif dilakukan untuk meningkatkan kinerja bukan untuk menghilangkan
kinerja dan prestasi perusahaan. Penilaian aktivitas dan sistem seperti, Sistem
informasi organisasi Struktur pengendalian internal organisasi, Sejauh
mana ketaatan terhadap kebijakan operasi, prosedur, dan rencana, Kualitas
kinerja personel organisasi. Pengawasan yang dilakukan antara
lain:
a.
Supervisi yang efektif. Supervisi
bertindak sebagai model pengembangan maksimum pegawai menjadi sesorang yang
profesional dan efisien menurut kemampuannya. Kegiatan supervisi bukan mengukur
kinerja atau mencari kesalahan, namun hal ini sebagai upaya membantu pihak lain
mengatasi kesulitan dan meningkatkan motivasi kerja secara mandiri dan
berkelanjutan.
b.
Akuntansi pertanggungjawaban. Pengawasan
terhadap sistem akuntansi pertanggungjawaban menunjukan informasi yang terikat
dengan anggaran, kuota, jadwal, biaya standar, dan standar kualitas, kemudian
apabila ada ditemukan hal-hal berbeda antara perencanaan kinerja dengan hasil
yang diperoleh, maka harus segera dilakukan tindakan.
c.
Audit Internal. Pengawasan kegiatan
melakukan peninjauan ulang terhadap keefektifan pengendalian internal merupakan
peranan yang selalu dilakukan seorang auditor internal. Motivasi pegawai dalam
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai pertauran yang berlaku serta efektivitas
dan efisiensi manajemen tidak luput dalam tindakan evaluasi dilakukan auditor
internal.
2.7.
Pengendalian Pemrosesan Transaksi
Merupakan
satu prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa elemen proses pengendalian
internal diimplementasikan dalam suatu sistem aplikasi tertentu disetiap siklus
transaksi organisasi. Pengendalian pemrosesan transaksi mencakup pengendalian
umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum memengaruhi semua pemrosesan
transaksi. Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang spesifik untuk
setiap aplikasi tertentu.
1.
Pengendalian Umum
Pengendalian
umum mencakup hal-hal berikut ini:
·
Perencanaan
organisasi pemrosesan data
·
Prosedur
operasi secara umum
·
Karakteristik
pengendalian peralatan
·
Pengendalian
akses data dan peralatan
2.
Pengendalian Aplikasi
Dikelompokkan menjadi pengendalian
input, pengendalian proses, serta pengendalian output. Pengelompokan ini
terkait dengan langkah-langkah dalam siklus pemrosesan data.
·
Pengendalian
input dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan pada tahap penginputan
data.
·
Pengendalian
proses dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa pemrosesan telah terjadi
sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan bahwa tidak ada transaksi yang
terlewat yang tidak diproses atau bahwa tidak ada transaksi tambahan yang
mestinya tidak ikut diproses.
·
Pengendalian
output dirancang untuk memastikan bahwa input dan proses yang telah dijalankan
menghasilkan output yang valid dan bahwa output telah didistribusikan secara
tepat.
3.
Pengendalian Preventif, Detektif, dan Korektif
Pengendalian dikelompokkan
berdasarkan sifat :
·
Pengendalian
preventif berperan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan kecurangan.
·
Pengendalian
detektif berperan untuk mengungkapkan kesalahan dan kecurangan yang telah
terjadi.
·
Pengendalian
korektif berperan untuk membetulkan kesalahan yang telah terjadi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem
pemrosesan transaksi merupakan suatu informasi yang terkomputerisasi yang
dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi
bisnis rutin seperti daftar gaji, penjualan, pemesanan hotel, pencatatan
karyawan dan pengiriman. Sistem pemrosesan transaksi Meliputi mencatat data,
memproses data dan menghasilkan informasi baku atau standart. Sistem pemrosesan
transaksi hampir selalu dimiliki oleh suatu perusahaan, organisasi, intansi
pemerintah karena didalam suatu perusahaan atau organisasi, transaksi selalu
terjadi dan setiap transaksi yang terjadi harus dicatat. Pemrosesan transaksi
terjadi dalam suatu proses. Proses ini dikenal sebagai siklus akunting. Siklus
akunting membutuhkan beragam komponen pembangun. Komponen-komponen ini meliputi
input, proses penyimpanan, output.
Seberapa
cepat dan akuratnya pemrosesan transaksi dalam suatu perusahaan pastilah tidak
luput dari sebuah ancaman, baik internal maupun eksternal. Ancaman tersebut
bisa berupa kelalaian dalam proses pengelolaan data, analisis maupun pelaporan
datanya. Efek dari ancaman tersebut bisa dalam bentuk penipuan ataupun
gangguan. Jika diteliti secara seksama gangguan yang datang dari luar dan
gangguan yang datang dari dalam apabila menunjukan intensitas yang tinggi maka
hal tersebut dapat membahayakan keberlangsungan suatu perusahaan, organisasi, intansi
pemerintah. Untuk mengatasi ini diperlukan pengendalian atau kontrol internal
yang baik dan terencana.
3.2. Saran
Tidak
ada perusahaan yang luput dari berbagai ancaman, baik yang datang dari luar
maupun dari dalam perusahaan itu sendiri. Efek dari ancaman tersebut bisa dalam
bentuk penipuan ataupun gangguan. Kelalaian perusahaan dilihat dari dalam
proses pengelolaan data, analisis maupun pelaporan datanya.Untuk itu perusahaan
sebaiknya memperbaiki sistem pemrosesan transaksinya serta diperkuat sistem
pengendalian internalnya dengan cara melakukan evaluasi secara rutin, tentunya
hal ini diharapkan dapat menjaga kestabilan perusahaan dan ekspansi perusahaan
itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Mardi,
2011.,Sistem Informasi Akuntansi.,Bogor:Ghalia
Indonesia
Dicky
Tri Utama, Diyah Prawesthi, Edi Susanto, Reza Hanifah, Darojat Ulil
Amri.,2011.,Resume Pemrosesan Transaksi.
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi peternakan Fakultas Peternakan Institut
Pertanian Bogor dalam mata kuliah Pengantar Komputer.
Rocky,
17 oktober 2012. Makalah Pemrosesan
Transaksi. rockykuma.blogspot.co.id/2012/10/makalah-pemrosesan-transaksi.html?m=1.
Diakses: 24 November 2016
Topic,
05 November 2012.endypardamean92.blogspot.co.id/2012/1/pemrosesan-transaksi.html?m=1.
Di akses pada tanggal 24 November 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar