BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan mempunyai tujuan
yang harus dicapai oleh semua pihak yang ada di dalam perusahaan. Proses
penetapan tujuan membutuhkan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Pada
perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar yang relatif
besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan berhubungan dengan
persediaan. Selain itu, perusahaan pun akan sangat terpengaruh dengan adanya
sumber daya manusia yang inovatif.
Pembelian untuk persediaan barang
dagangan yang terlalu besar hanya merupakan pemborosan dalam bentuk biaya dana
yang tertanam dalam persediaan. Disamping adanya kemungkinan resiko kerusakan
juga mengakibatkan bertambahnya biaya penyimpanan, biaya pemeliharaan digudang,
turunnya kualitas barang dan keusangan. Sebaliknya, pembelian yang relatif
kecil dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk tidak terpenuhinya kebutuhan
pelanggan, sehingga pelanggan tidak akan percaya pada perusahaan. Keadaan ini
dapat menyebabkan pelanggan akan beralih ke perusahaan lain yang melakukan
kegiatan sejenis. Agar perencanaan yang dibuat dapat berjalan secara efektif
dan efisien perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan secara
pengawasan fisik, pengawasan akuntansi dengan melihat adanya pemisahan fungsi
antara bagian pemesanan, bagian penerimaan, bagian penyimpanan, bagian
pengiriman, dan bagian pencatatan. Selain itu, pengawasan juga perlu untuk
menjaga agar persediaan berada pada tingkat persediaan sesuai dengan kebutuhan
agar kelancaran operasi perusahaan tidak terganggu.
Sumber daya manusia adalah salah
satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah
organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan
perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan
di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu,
atau sebuah bentuk interseksi atau pertemuan antara bidang ilmu manajemen
sumber daya manusia dan teknologi informasi.
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan
adalah modal. Pada umumnya pihak manajemen perusahaan memiliki dua pilihan,
yaitu menerbitkan saham baru atau melakukan pinjaman dari pihak luar baik dalam
hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, apabila manajemen memilih
hutang sebagai alternatif sumber modal, maka manajemen perusahaan dituntut
untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan
yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik
dan mampu membayar hutang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya. Oleh karena
itu, penyusun akan membahas mengenai Proses Bisnis dalam Pembelian dan Sumber
Daya Manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penyusun akan merumuskan masalah sebagai berikut
1. Apakah
fungsi dan tujuan dari sistem akuntansi pembelian?
2. Bagaimana
aktivitas bisnis siklus pengeluaran dalam pembelian?
3. Bagaimana
prosedur dan sistem prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian?
4. Apakah
catatan dan dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian?
5. Bagaimana
tujuan pengendalian, ancaman, dan prosedur dalam manajemen pembelian?
6. Bagaimana
tujuan pengendalian, ancaman, dan prosedur dalam manajemen SDM?
7. Apakah
kebutuhan informasi dan prosedurnya dalam manajemen SDM?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan masalahnya sebagai berikut
1. Mengetahui
fungsi dan tujuan dari sistem akuntansi pembelian.
2. Mengetahui
aktivitas bisnis siklus pengeluaran dalam pembelian.
3. Mengetahui
prosedur dan sistem prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian.
4. Mengetahui
catatan dan dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian.
5. Mengetahui
tujuan pengendalian, ancaman, dan prosedur dalam manajemen pembelian.
6. Mengetahui
tujuan pengendalian, ancaman, dan prosedur dalam manajemen SDM.
7. Mengetahui
kebutuhan informasi dan prosedurnya dalam manajemen SDM.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi dan Tujuan dari Sistem
Akuntansi Pembelian
Fungsi yang terkait dengan akuntansi pembelian menurut Mulyadi (2001:300)
adalah sebagai berikut :
1.
Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan
permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan
untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2.
Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai
harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan
mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3.
Fungsi Penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk
melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kualitas barang yang diterima
dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh
perusahaan. Dan juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari pembeli yang
berasal dari transaksi retur penjualan.
4.
Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi
pencatatan persediaan. Fungsi pencatatan utang bertanggung jawab untuk mencatat
transaksi pembelian kedalam register bukti kas keluar. Dan untuk
menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan
arsip dokumen bukti kas keluar yang berfungsi sebagai catatan utang. Sedangkan
fungsi persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan
barang yang dibeli kedalam kartu persediaan.
Tujuan Sistem Akuntansi Pembelian
1.
Agar dapat
mempertahankan kontinuitas usaha perusahaan yang disebabkan pembelian merupakan
bagian dari siklus aktivitas operasi perusahaan.
2.
Transaksi
Pembelian akan mengakibatkan perubahan posisi harta dan utang pada suatu
perusahaan. Ini berarti adanya pembelian, khususnya pembelian kredit disatu
pihak harta bertambah tetapi pihak lain hutangpun bertambah.
3.
Apabila
pembelian kurang direncanakan maka akan berakibat pada kekayaan dan hasil usaha
perusahaan seperti sebagai berikut:
a.
Apabila kuantum
barang yang dibeli terlalu banyak dapat berakibat adanya penumpukan persediaan
yang mungkin menanggung beban bunga bank kalau dananya bersumber dari bank. Hal
lainnya terlalu banyak persediaan, menanggung resiko rusak, hilang, susut dan
lain – lain. Jika persediaan terlampau sedikit mengganggu kontinuitas usaha.
b.
Apabila
kualitas atas persediaan bahan baku yang dibeli menyimpang atau kurang, akan
mempengaruhi kualitas atas hasil produksi yang menggunakan bahan baku tersebut.
c.
Apabila harga
perolehan barang terlalu tinggi dikarenakan adanya pemborosan, manipulasi dan
lain – lain, akan menaikkan harga pokok atas barang yang dijual dan
mengakibatkan pula akan sulit bersaing dipasaran.
2.2 Aktivitas Bisnis Siklus Pengeluaran
dalam Pembelian
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) adalah serangkaian
aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus
berhubungan dengan pembelian serta pembeyaran barang dan jasa. Tujuan utama
dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan total biaya perolehan dan
pemeliharaan persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang diperlukan
perusahaan untuk berfungsi. Terdapat tiga aktivitas bisnis dasar dalam siklus pengeluaran, yaitu:
1.
Memesan barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
·
Aktivitas
utama pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan persediaan atau
perlengkapan.
-
Metode
pengendalian persediaan tradisional ini sering disebut: kuantitas pesanan
ekonomis [EOQ]):
·
Pendekatan
ini didasarkan pada perhitungan jumlah optimal pesanan untuk meminimalkan
jumlah biaya pemesanan, penggudangan dan kekurangan persediaan.
−
Metode-metode
pengendalian persediaan alternatif :
a. MRP (Material
Requirement Planning)
Pendekatan ini bertujuan mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan
dengan cara menjadwalkan produksi, bukan memperkirakan kebutuhan.
b. JIT (Just In
Time)
Sistem JIT berusaha untuk meminimalkan, jika bukan menghilangkan, baik
biaya penggudangan maupun kekurangan persediaan.
Perbedaan utama antara Materials Requirements Planning (MRP) dan Just-In-Time (JIT)
–
Sistem
MRP menjadwalkan produksi untuk memenuhi perkiraan kebutuhan penjualan,
sehingga menghasilkan persediaan barang jadi.
–
Sistem
JIT menjadwalkan produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan, sehingga secara
nyata meniadakan persediaan barang jadi.
·
Dokumen-dokumen dan
prosedur-prosedur:
·
Permintaan
pembelian adalah sebuah dokumen yang mengidentifikasikan berikut ini :
–
Peminta
dan mengidentifikasi nomor barang
–
Menspesifikasikan
lokasi pengiriman dan tanggal dibutuhkan
–
Deskripsi,
jumlah barang, dan harga setiap barang yang diminta
–
Dan
dapat berisi pemasok yang dianjurkan
·
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
membuat keputusan ini:
–
Harga,
kualitas bahan baku
–
Dapat
diandalkan dalam melakukan pengiriman
- Dokumen-dokumen dan prosedur-prosedur:
–
Pesanan
pembelian adalah sebuah dokumen atau formulir elektronis yang secara formal
meminta pemasok untuk menjual dan mengirimkan produk yang disebutkan dengan
harga yang telah ditentukan.
–
Pesanan
pembelian juga merupakan janji untuk membayar dan menjadi sebuah kontrak begitu
pemasok menyetujuinya.
–
Sering
kali, beberapa pesanan pembelian dibuat untuk memenuhi satu permintaan
pembelian.
2.
Menerima dan menyimpan barang, perlengkapan dan jasa
(layanan)
·
Aktivitas
bisnis utama kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan
barang yang dipesan.
·
Keputusan-keputusan
penting dan kebutuhan-kebutuhan informasi:
·
Bagian
penerimaan mempunyai dua tanggung jawab utama:
a. Memutuskan apakah menerima pengiriman
b. Memeriksa jumlah dan kualitas barang
·
Dokumen-dokumen
dan prosedur-prosedur:
·
Laporan
penerimaan adalah dokumen utama yang digunakan dalam subsistem penerimaan dalam
siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai: setiap
kiriman, termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan
pembelian.
a. Bagi setiap barang yang diterima, laporan ini
menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran, dan jumlah barang yang
diterima.
3.
Membayar barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
a. Membayar barang dan jasa (layanan): Menyetujui Faktur
Pemasok
·
Aktivitas
utama ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari
vendor untuk pembayaran.
−
Bagian
utang usaha menyetujui faktur penjualan untuk dibayar
−
Kasir
bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran
·
Tujuan
utang usaha adalah untuk mensahkan pembayaran hanya untuk barang dan jasa yang
dipesan dan benar-benar diterima.
·
Ada
dua cara untuk memproses faktur penjualan dari vendor :
−
Sistem
tanpa voucher
−
Sistem
Voucher
b.
Membayar
barang dan jasa (layanan): Memperbaiki Utang Usaha
Efisiensi pemrosesan dapat
diperbaiki dengan:
•
Meminta
para pemasok untuk memberikan faktur secara elektronis, baik melalui EDI atau
melalui Internet
•
Penghapusan
faktur vendor (pemasok). Pendekatan
tanpa faktur ini disebut Evaluated Receipt Settlement (ERS).
c. Membayar Barang: Membayar faktur penjualan yang telah
disetujui
•
Kasir
menyetujui faktur
•
Gabungan
dari faktur vendor dengan dokumen pendukungnya disebut : Bundel voucher.
•
Keputusan
penting dalam proses pengeluaran kas adalah menetapkan apakah akan memanfaatkan
diskon yang ditawarkan untuk pembayaran awal.
2.3 Prosedur dan Sistem Prosedur yang
Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian
Prosedur pembelian dilaksanakan melalui beberapa bagian dalam perusahaan
bagian-bagian yang terkait dalam prosedur ini adalah bagian pembelian,
penerimaan barang, hutang dan gudang, menurut Mulyadi (2001:300) transaksi
pembelian mencakup prosedur berikut ini:
1.
Pada saat persediaan bahan menunjukkan batas minimal
fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian.
2.
Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai
pemasok.
3.
Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari
berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.
4.
Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada
pemasok yang dipilih.
5.
Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang
dikirim oleh pemasok.
6.
Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima
kepada fungsi gudang untuk disimpan.
7.
Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan kepada fungsi
akuntansi.
8.
Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok
dan atas dasar faktor dari pemasok tersebut fungsi akuntansi mencatat kewajiban
yang timbul dari transaksi pembelian.
Sedangkan Menurut Mulyadi (2001:3001) jaringan prosedur yang membentuk
sistem akuntansi pembelian adalah sebagai berikut:
1.
Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam
formulir surat perrnintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak
disimpan di gudang, misalnya untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai
barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan
menggunakan surat permintaan pembelian.
2.
Prosedur permintaan penawaran harga dan penelitian
pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian
mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada petnasok untuk memperoleh
informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lai, untuk
memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang
diperlukan oleh perusahaan.
3.
Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembetian
kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain
dalam perusahaan, mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh
perusahaan.
4.
Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis,
kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat
laporan penerimaan barang untuk menyatakan peneriinaan barang dari pemasok
tersebut.
5.
Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang atau
mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.
6.
Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini
meliputi distribusi rekening yang di debet dari transaksi pembelian untuk
kepentingan pembuatan laporan manajemen.
2.4 Catatan dan Dokumen yang Digunakan
dalam Sistem Akuntansi Pembelian
Menurut Mulyadi (2001:303) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
pembelian adalah :
1.
Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang untuk meminta
fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu
seperti yang tersebut dalam surat permintaan pembelian.
2.
Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang
pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak repetitif), yang
menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
3.
Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah
dipilih.
4.
Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang
yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan
kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
5.
Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang
sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan
kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian atau hal lain yang
bersangkutan dengan perubahan bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan
kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian.
6.
Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian.
Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran
utang kepada pemasok.
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
(Mulyadi, 2001:308) adalah :
1.
Register bukti kas keluar, Adalah suatu jurnal untuk
mencatat utang yang timbul dari pembelian.
2.
Jurnal pembelian, Jika dalam pencatatan utang
perusahaan menggunakan account payable
procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah
jurnal pembelian.
3.
Kartu utang, Jika dalam catatan utang perusahaan
menggunakan account payable procedure
buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok adalah kartu
utang.
4.
Kartu persediaan, Dalam sistem akuntansi pembelian.
Kartu persediaan ini digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang
dibeli.
2.5 Tujuan Pengendalian, Ancaman, dan
Prosedur dalam Manajemen Pembelian
Tujuan
pengendalian dalam manajemen pembelian, yaitu sebagai berikut:
−
Fungsi lain SIA yang dirancang dengan baik adalah untuk memberikan
pengendalian yang cukup
untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan
berikut terpenuhi:
·
Transaksi-transaksi diotorisasi dengan
tepat.
·
Transaksi-transaksi dicatat dengan valid.
·
Valid,
otorisasi
transaksi dicatat.
·
Transaksi dicatat dengan akurat.
−
Aset (kas, persediaan, dan data) diamankan (dijaga) dari kehilangan atau pencurian.
−
Aktivitas bisnis dilakukan secara
efektif dan dengan efisien.
Ancaman dalam manajemen
pembelian, yaitu:
–
Mencegah kehabisan dan kelebihan persediaan
–
Meminta barang yang tidak dibutuhkan
–
Membeli dengan harga yang dinaikkan
–
Membeli barang yang berkualitas rendah
–
Membeli dari pemasok yang tidak
diotorisasi
–
Komisi (kickbacks)
–
Menerima barang yang tidak dipesan
–
Membuat kesalahan dalam perhitungan
–
Mencuri persediaan
–
Gagal memanfaatkan diskon pembelian yang
tersedia
–
Kesalahan mencatat dan memasukan data dalam utang usaha
–
Kehilangan data
Prosedur-prosedur dalam
pengendalian manajemen akuntansi, yaitu:
–
Sistem pengendalian persediaan
–
Analisis kinerja pemasok
–
Persetujuan permintaan pembelian
–
Batas akses ke permintaan pembelian kosong
–
Konsultasi daftar harga
–
Pengendalian anggaran
–
Gunakan daftar pemasok yang disetujui
–
Persetujuan pembelian pesanan
–
Pemesanan pembelian sebelum penomoran
–
Larangan hadiah dari para pemasok
–
Insentif ke semua rekening pengiriman
–
Pengendalian akses phisik
–
Cek ulang akurasi faktur
–
Pembatalan pengecekan voucher
2.6 Tujuan Pengendalian, Ancaman, dan
Prosedur dalam Manajemen SDM
Fungsi
utama kedua dari SIA dalam
manajemen SDM / penggajian
adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai agar dapat memastikan terpenuhinya tujuan-tujuan berikut ini:
1. Semua
transaksi penggajian diotorisasi
dengan benar.
2. Semua
transaksi penggajian yang dicatat valid.
3. Semua
transaksi penggajian yang dicatat valid dan diotorisasi
4. Semua
transaksi penggajian dicatat
secara akurat.
5. Peraturan
pemerintah terkait yang berhubungan
dengan pengiriman pajak dan
pengisian laporan penggajian serta MSDM telah dipenuhi.
6. Aset
(baik kas dan data) dijaga
dari kehilangan dan pencurian.
7. Aktivitas
siklus manajemen SDM / penggajian
dilakukan secara
efektif dan efisien.
Ancaman-ancaman dalam
manajemen SDM, yaitu:
1. Mempekerjakan pegawai yang tidak berkualifikasi atau
berkelakuan buruk
2. Pelanggaran hukum ketenagakerjaan
3. Perubahan file induk penggajian tanpa otorisasi
4. Data waktu yang tidak akurat
5. Pemrosesan penggajian yang tidak akurat
6. Pencurian atau distribusi cek gaji tipuan
7. Kehilangan atau pengungkapan data tanpa otorisasi
8. Kinerja yang kurang baik
Prosedur pengendalian
–
Prosedur
mempekerjakan yang baik, termasuk verifikasi keahlian pelamar kerja, referensi
dan riwayat pekerjaan
–
Dokumentasi
lengkap atas prosedur untuk mempekerjakan
–
Pemindahan
tugas
–
Total
batch dan pengendalian aplikasi lainnya
–
Setoran
langsung
–
Distribusi
cek gaji dilakukan oleh seseorang yang independen dari proses penggajian
–
Penyelidikan
cek gaji yg tidak diklaim
–
Pengunaan
rekening giro terpisah untuk penggajian
–
Pengendalian
akses
–
Prosedur
pembuatan cadangan
–
Enkripsi
data
2.7 Kebutuhan Informasi dan Prosedurnya
dalam Manajemen SDM
·
Fungsi
ketiga SIA adalah memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan.
·
Sistem
penggajian harus didesain untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data biaya
dengan jenis informasi lainnya agar memungkinkan pihak manajemen membuat jenis
keputusan berikut ini :
1
Kebutuhan
pegawai di masa mendatang
2
Kinerja
pegawai
3
Moral
pegawai
4
Efisiensi
dan efektivitas pemrosesan penggajian
·
Beberapa
informasi biasanya diberikan oleh sistem penggajian.
·
Informasi
lainnya, seperti data tentang keahlian pegawai, biasanya diberikan oleh sistem
manajemen SDM.
·
Informasi
lainnya, seperti data mengenai moral pegawai, biasanya tidak dikumpulkan baik
oleh sistem manajemen SDM / penggajian.
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktivitas bisnis dasar yang dijalankan
dalam termasuk memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa; menerima bahan baku,
perlengkapan, dan jasa; menyetujui faktur pemasok untuk pembayaran; serta
membayar barang dan jasa.
Efisiensi dan efektivitas dari aktivitas ini dapat
secara signifikan memengaruhi kinerja keseluruhan sebuah perusahaan. Hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap pembelian perusahaan, menurut
Mulyadi (2001:3001) jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian
adalah sebagai berikut:
a.
Prosedur permintaan pembelian
b.
Prosedur permintaan penawaran harga dan penelitian
pemasok
c.
Prosedur order pembelian
d.
Prosedur penerimaan barang
e.
Prosedur pencatatan utang
f.
Prosedur distribusi pembelian
Fungsi
utama kedua dari SIA dalam
manajemen SDM / penggajian
adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai agar dapat memastikan terpenuhinya tujuan-tujuan berikut ini:
a. Semua
transaksi penggajian diotorisasi
dengan benar.
b. Semua
transaksi penggajian yang dicatat
valid.
c. Semua
transaksi penggajian yang dicatat
valid dan
diotorisasi
d. Semua
transaksi penggajian dicatat
secara akurat.
e. Peraturan
pemerintah terkait yang berhubungan
dengan pengiriman pajak dan
pengisian laporan penggajian serta MSDM telah dipenuhi.
f. Aset
(baik kas dan data) dijaga
dari kehilangan dan pencurian.
g. Aktivitas
siklus manajemen SDM / penggajian
dilakukan secara
efektif dan efisien.
3.2 Saran
Demikian
makalah yang dapat kami sajikan tentang proses bisnis dalam pembelian dan SDM
sebagai hasil dari beberapa informasi yang telah kami dapatkan. Dari pembahasan
tersebut kami harap penjelasan ini bisa diterapkan dalam penyajian perusahaan seluruh
investasi pada perusahaan dalam pembelian dan SDM (penggajian) untuk tujuan
umum yang disusun dan disajikan sesuai dengan Perusahaan. Hal itu perlu
dilakukan sebagai cara pelaksanaan yang tepat dan baik, selain itu sebagai
antisipasi masalah yang mungkin terjadi dimasa depan. Penulis juga berharap
dengan adanya penulisan makalah ini maka bagi para pembaca bisa menganalisa
lebih jauh lagi tentang bahasan yang ada pada makalah ini dan bisa di
manfaatkan sebaik mungkin bagi para pembaca sebagai sumber pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
·
B. Romney, Marshall & Paul John
Steinbart. (2014). Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information Systems). Jakarta: Salemba Empat
·
Yayanknrd.blogspot.co.id
·
Dikatara.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar