ANALISIS
PENGEMBANGAN USAHA KECIL HOME
INDUSTRI SANGKAR AYAM DALAM RANGKA PENGENTASAN KEMISKINAN
Pengembangan usaha kecil indonesia
merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional,karena usaha
tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya
ditunjukan untuk mengurangi masalah kesenjangan atara golongan pendapatandan
antar pelaku usaha.
Usaha home industri pembuatan sangkar ayam di desa Kebomlati kecamatan
Plumpang sebelah selatan kabupaten Tuban provinsi Jawa Timur sangat tinggi
peminat dan konsumennya tidak hanya dari daerah itu saja,namun hingga sampai ke
kabupaten lainnya. Bahan baku pembuatan sangkar ayam ini menggunakan bambu
sehingga masih sangat dibutuhkan para pemelihara ayam jago dan sejumlah peternak
ayam kampung,jadi hampir semua kepala keluarga didesa ini bekerja memproduksi
sangkar ayam,mereka mengerjakan sendiri dengan kemampuan dan ketrampilan
seadanya. Namun usaha ini dari segi ekonomi belum mengalami peningkatan taraf
hidup,oleh karena itu banyak peneliti mengadakan analisis berbagai kemungkinan
pemechan masalahnya.
Faktor-faktor
internal dalam pengembangan usaha kecil home
industri: Modal usaha yang kurang, pemasaran yang belum maksimal, manajemen
usaha yang belum bagus, SDM yang kurang trampil. Sedangkan faktor-faktor
eksternalnya: pendanaan usaha kecil, hibah bantuan modal dari pemerintah.
Home
industri
adalah rumah usaha produk barang atau perusahan kecil yang jenis kegiatan
ekonominya ini dipusatkan dirumah yang dikelola keluarga. Kegiatan ekonomi ini
biasanya hanya mengajak orang disekitarnya sebagai karyawan dan secara tidak
langsung usaha ini membuka lapangan pekeraan untuk sanak saudara ataupun
tetangganya. Dengan begitu usaha kecil ini membantu program pemerintah dalam
mengurangi pengangguran. Home industri
pada umumnya berasal dari usaha keluarga yang turun menurun yang pada akhirnya
meluas dan dapat bermanfaat menjadi mata pencaharian penduduk kampung.
Usah kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan, dikuasai atau
menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil (UU No. 20 dan UU No. 21 tahun 2008)
Pemerinta,
dunia usaha dan masyarakat harus memberikan pengembangan untuk usaha yaitu
bertujuan untuk memberdayakan usaha kecil dan menengah melalui pemberian
fasilitas, bimbingan, pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan kemampuan dan daya saingnya.
Analisis SWOT merupakan instrumen
analisis yang ampuh bila digunakan dengan tepat. SWOT merupakan akronim untuk
kata-kata strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman). Faktor kekuatan dan
kelemahan terdapat dalam organisasi, sedangkan peluang dan ancaman merupakan
fakor lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan.
Faktor
kekuatan adalah kompensasi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat
pada pemilikan keunggulan komperatif dipasr. Faktor kelemahan adalah
keterbatasan dalam sumber ketrampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang
serius bagi kinerja organisasi. Faktor peluang adalah sebagai situasi
lingkungan yang menguntungkan bagi satu satuan bisnis. Faktor ancaman adalah
faktor lingkungan yang tidak menguntunkan bagi satuan bisnis.
METODE
·
Pendekatan Penelitian
Menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif. Bermaksud untuk memahami tentang fenomena apa
yang dipahami oleh subjek penelitian.
·
Subyek Penelitian
Populasi
: seluruh pelaku usaha kecil home
industri sangkar ayam di desa kebomlati kabupaten tuban yang berjumlah 35
kepala keluarga (140 pengrajin sangkar ayam).
Teknik
sampling : menggunakan sampling jenuh dan menggunakan semua anggota populsi sebagai
sampel.
·
Jenis dan Sumber Data
Data
primer : data langsung dari sumber atau objek peneitian
Data
sekunder : data diperoleh tidak langsung dari sumbernya.
Data
intern : data dari hasil interview pelaku usaha kecil home industri sangkar ayam didesa
kebomlati.
Data
extern : data diperoleh dari luar
pelaku usaha kecil home industri
sangkar ayam didesa kebolati.
·
Instrumen Penilaian
Observasi
: pengamatan dan pencatatan dengan sistematis dengan objek penelitian.
Interview
: mengajukan pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan untuk mendapatkan
keterangan.
·
Metode Analisis Data
SWOT
(kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman).
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Gambaran umum obyek penelitian : mayoritas para
pengrajin sangkar ayam bertempat dinggal di dusun mlaten desa kebomlati
kecamatan plumpang kabupaten tuban.
Profit
Usaha Kecil Home Industri Sangkar Ayam
Usaha
sangkar ayam ini sudah berjalan sampai dua generasi lebih dan mampu bertahan melawan
perkembangan jaman. Yang awalnya merupakan pekerjaan sampingan namun malah kini
menjadi usaha utama mata pencaharian para pengrajiin. Usaha ini dikelola oleh
keluarga pengrajin, mulai dari produksi hingga pemasaran dikelola masing-masing
pengrajin itu sendiri. Daya produksi 1 orang pengrajin mampu menghasilkan 3
buah sangkar ayam dalam satu hari dan apabila dalam satu keluarga terdapat 4
pengrajin maka dalam satu hari mampu menghasilkan 12 buah sangkar ayam.
Pemasaran kerajinan sangkar ayam ini menggunakan
metode pengelolaan secara konvensional sehingga sudah sampai merambah ke
daerah-daerah sekitar kabupaten tuban, bahkan mampu sampai ke kabupaten
lainnya.
Diskripsi
Data
Karakteristik Responden : penelitian di desa
kebomlati berupa observasi dan wawancara, data ini diperoleh dari pengrajin
sangkar ayam di 35 kepala keluarga yang sedang berlangsung proses produksi
sangkar ayam tersebut dengan jumlah total 48 orang responden dari 35 kepala
keluarga pengrajin sangkar ayam.
Diskripsi
Hasil Penelitian
Aspek
produksi : dari satu pohon bambu mereka mampu menghasilkan 4 buah sangkar ayam,
dengan harga 1 pohon bambu Rp. 20.000, sedangkan harga untuk sangkar ayam ke
pedagang Rp. 19.000, dan ke konsumen Rp. 25.000,. Dalam 1 home industri rata-rata dibantu 4 orang keluarganya sendiri.
Dari
4 pekerja ini mereka mampu menghasilkan 16 buah sangkar ayam dalam sehari.
Dalam pembuatannya tidak langsung jadi dalam sehari, namun mulai dari
memecahkan dan membersihkan bambu, membentuk pola dasar sampai menganyam bambu
hingga menjadi sangkar. Hasil penelitian menunjukan produksi ini lebih baik dan
bisa di terima oleh konsumen dibanding sangkar ayam di daerah lain.
Aspek
Tenaga Kerja
Sebagian
besar usia pengrajin masih berusia produktif namun tingkat pendidikan mereka yang
rendah dikarenakan pemahaman tentang pendidikan yang sangat kurang, setelah
lulus dari bangku sekolah mereka sudah ingin bekerja. Sebagian besar setiap 1
keluarga pengrajin sangkar ayam memiliki pelanggan sesuai tenanga kerja mereka.
Kebutuhan tenaga kerja diperoleh dari keluarga sendiri yang pasti akan
mengalami kesulitan ketika terjadi permintaan sangkar ayam yang meningkat.
Aspek
Keuangan
Hasil
penjualan mereka gunakan untuk keperluan kebutuhan sehari-hari dan yang paling
umum mereka mengutamakan dari hasil penjualan mereka untuk arisan tetangga
dengan alasan untuk menabung. Dan sebagian dikelola untuk membeli bahan baku
pembuatan sangakr ayam.
Aspek
Pemasaran
Para
pengrajin sudah diajari orang tuanya sejak kecil muali dari membantu dalam
membuat sangkar sampai mampu membuat sangar ayam sendiri, namun penjualannya
masih dijadikan satu dengan orang tuanya. Usaha ini memiliki irama yang ramai
dan sepi pembeli, dimusim kemarau banyak pesanan malah hampir tidak mampu
mereka ukupi dikarenakan pesanan yang sangat banyak dan sebaliknya ketika musim
penghujan pesanan sangkar ayam menurun. Kemampuan mereka terbatas dalam
memasarkannya, mereka menggunakan metode penjualan yang biasa seperti pedagang
eceran keliling yang menawarkan ke toko-toko yang mereka kenal saja.
Analisis
Data
Srtenghts (kekuatan) dari pengrajin
sangkar ayam :
1. Model
lebih bagus
2. Unggul
bersaing dengan produk daerah lain
3. Dapat
memenuhi selera konsumen sesuai dengan pesanan
4. Harga
lebih murah
Weaknesses (kelemahan) dari pengrajin
sangkar ayam :
1. Keterbatasan
tenaga kerja
2. Pendidikan
yang kurang
3. Manajemen
keuangan yang sangat kurang
4. Keterbatasan
modal
5. Pemasaran
yang kurang maksimal
Opportunities (peluang) dari pengrajin
sangkar ayam :
1. Permintaan
yang tinggi didaerah pemasaran yang baru
2. Permintaan
yang tinggi saat musim kemarau
3. Masih
banyak daerah yang belum terjangkau
Threats (ancaman) dari pengrajin sangkar
ayam :
1. Keterbatasan
bahan baku
2. Persaingan
industri
3. Munculnya
banga subtitusi moderen
Hasil
analisis Martiks SWOT
Strategi strenghts
(kekuatan) – opportunities (peluang)
1. S1
Dapat memenuhin selera konsumen sesuai dengan pesanan dan O3 masih banyak
daerah yang belum terjangkau
2. S2
Unggul bersaing dengan daerah lain O2 permintaan yang tinggi saat kemarau
Strategi strenghts
(kekuatan) – threats (ancaman)
S1
model lebih bagus, T2 persaingan industri, dan T3 munculnya barang
Strategi weaknesses
(kelemahan) – opportunities (peluang)
W6
pemasaran yang kurang maksimal dan O3 masih banyak daerah yang belum terjangkau.
Strategi weaknesses
(kelemahan) – threats (ancaman)
W1
keterbatasan tenanga kerja, W4 tidak memfokus usaha sangkar ayam, W5
keterbatasan modal, T1 keterbatasan bahan baku, T2 persaingan industri dan T3
munculnya barang subtitusi.
SIMPULAN
Strategi
SO adalah memproduksi sangkar ayam lebih banyak dan khusus untuk di pasarkan ke
daerah yang belum pernah di masuki produk sangkar ayam dari dusun mlaten ke
daeran kebomlati kabupaten tuban. Dan lebih dimaksimalkan jumalah memproduksi
sangkar ayam saat musim kemarau. Startegi ST adalah memperhalus rautan bantuan
pada sangkar ayam sehingga hasil produksi lebih menarik. Strategi WO adalah
memaksimalkan pemasaran dengan memasuki daerah yang belum pernah di masukan
produk sangkar dari desa kebomlati kabupaten tuban. Strategi WT adalah
mempertahankan kepercayaan pelanggan toko melalui mempertahankan dan kualitas
produk.
Untuk mengatasi kelemahan (weaknesses) pelaku usaha kecil home
industri sangkar ayam di desa kebomlati tuban, maka yang harus dilakukan adalah
jika keterbatasan tenaga kerja dapat disiasati dengan alat-alat yang lebih
moderen mulai produksi – distribusi – pemasaran sehingga akan dfektif dan
efisien. SDM diberi pelatihan khusus pengelolaan usaha kecil seperti
perencanaan dan pengorganisasian yang mendorong produktifitas. Harus
termotivasi dengan usaha yang ditekuni sehingga mereka dapat memfokuskan diri
mengembangkan usahanya dengan maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar