Selasa, 07 Juni 2016

JURNAL HOME INDUSTRY SANGKAR AYAM DALAM RANGKA PENGENTASAN KEMISKINAN



ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA KECIL HOME INDUSTRI SANGKAR AYAM DALAM RANGKA PENGENTASAN KEMISKINAN
              Pengembangan usaha kecil indonesia merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional,karena usaha tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditunjukan untuk mengurangi masalah kesenjangan atara golongan pendapatandan antar pelaku usaha.
              Usaha home industri pembuatan sangkar ayam di desa Kebomlati kecamatan Plumpang sebelah selatan kabupaten Tuban provinsi Jawa Timur sangat tinggi peminat dan konsumennya tidak hanya dari daerah itu saja,namun hingga sampai ke kabupaten lainnya. Bahan baku pembuatan sangkar ayam ini menggunakan bambu sehingga masih sangat dibutuhkan para pemelihara ayam jago dan sejumlah peternak ayam kampung,jadi hampir semua kepala keluarga didesa ini bekerja memproduksi sangkar ayam,mereka mengerjakan sendiri dengan kemampuan dan ketrampilan seadanya. Namun usaha ini dari segi ekonomi belum mengalami peningkatan taraf hidup,oleh karena itu banyak peneliti mengadakan analisis berbagai kemungkinan pemechan masalahnya.
Faktor-faktor internal dalam pengembangan usaha kecil home industri: Modal usaha yang kurang, pemasaran yang belum maksimal, manajemen usaha yang belum bagus, SDM yang kurang trampil. Sedangkan faktor-faktor eksternalnya: pendanaan usaha kecil, hibah bantuan modal dari pemerintah.
              Home industri adalah rumah usaha produk barang atau perusahan kecil yang jenis kegiatan ekonominya ini dipusatkan dirumah yang dikelola keluarga. Kegiatan ekonomi ini biasanya hanya mengajak orang disekitarnya sebagai karyawan dan secara tidak langsung usaha ini membuka lapangan pekeraan untuk sanak saudara ataupun tetangganya. Dengan begitu usaha kecil ini membantu program pemerintah dalam mengurangi pengangguran. Home industri pada umumnya berasal dari usaha keluarga yang turun menurun yang pada akhirnya meluas dan dapat bermanfaat menjadi mata pencaharian penduduk kampung.
              Usah kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan, dikuasai atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil (UU No. 20 dan UU No. 21 tahun 2008)
Pemerinta, dunia usaha dan masyarakat harus memberikan pengembangan untuk usaha yaitu bertujuan untuk memberdayakan usaha kecil dan menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan, pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saingnya.
              Analisis SWOT merupakan instrumen analisis yang ampuh bila digunakan dengan tepat. SWOT merupakan akronim untuk kata-kata strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman). Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam organisasi, sedangkan peluang dan ancaman merupakan fakor lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan.
Faktor kekuatan adalah kompensasi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komperatif dipasr. Faktor kelemahan adalah keterbatasan dalam sumber ketrampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi kinerja organisasi. Faktor peluang adalah sebagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi satu satuan bisnis. Faktor ancaman adalah faktor lingkungan yang tidak menguntunkan bagi satuan bisnis.
METODE
·        Pendekatan Penelitian
Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Bermaksud untuk memahami tentang fenomena apa yang dipahami oleh subjek penelitian.
·        Subyek Penelitian
Populasi : seluruh pelaku usaha kecil home industri sangkar ayam di desa kebomlati kabupaten tuban yang berjumlah 35 kepala keluarga (140 pengrajin sangkar ayam).
Teknik sampling : menggunakan sampling jenuh dan menggunakan semua anggota populsi sebagai sampel.
·        Jenis dan Sumber Data
Data primer : data langsung dari sumber atau objek peneitian
Data sekunder : data diperoleh tidak langsung dari sumbernya.
Data intern : data dari hasil interview pelaku usaha kecil home industri sangkar ayam didesa kebomlati.
Data extern : data diperoleh dari luar pelaku usaha kecil home industri sangkar ayam didesa kebolati.
·        Instrumen Penilaian
Observasi : pengamatan dan pencatatan dengan sistematis dengan objek penelitian.
Interview : mengajukan pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan untuk mendapatkan keterangan.
·        Metode Analisis Data
SWOT (kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran umum obyek penelitian : mayoritas para pengrajin sangkar ayam bertempat dinggal di dusun mlaten desa kebomlati kecamatan plumpang kabupaten tuban.
Profit Usaha Kecil Home Industri Sangkar Ayam
            Usaha sangkar ayam ini sudah berjalan sampai dua generasi lebih dan mampu bertahan melawan perkembangan jaman. Yang awalnya merupakan pekerjaan sampingan namun malah kini menjadi usaha utama mata pencaharian para pengrajiin. Usaha ini dikelola oleh keluarga pengrajin, mulai dari produksi hingga pemasaran dikelola masing-masing pengrajin itu sendiri. Daya produksi 1 orang pengrajin mampu menghasilkan 3 buah sangkar ayam dalam satu hari dan apabila dalam satu keluarga terdapat 4 pengrajin maka dalam satu hari mampu menghasilkan 12 buah sangkar ayam.
Pemasaran kerajinan sangkar ayam ini menggunakan metode pengelolaan secara konvensional sehingga sudah sampai merambah ke daerah-daerah sekitar kabupaten tuban, bahkan mampu sampai ke kabupaten lainnya.
Diskripsi Data
Karakteristik Responden : penelitian di desa kebomlati berupa observasi dan wawancara, data ini diperoleh dari pengrajin sangkar ayam di 35 kepala keluarga yang sedang berlangsung proses produksi sangkar ayam tersebut dengan jumlah total 48 orang responden dari 35 kepala keluarga pengrajin sangkar ayam.
Diskripsi Hasil Penelitian
            Aspek produksi : dari satu pohon bambu mereka mampu menghasilkan 4 buah sangkar ayam, dengan harga 1 pohon bambu Rp. 20.000, sedangkan harga untuk sangkar ayam ke pedagang Rp. 19.000, dan ke konsumen Rp. 25.000,. Dalam 1 home industri rata-rata dibantu 4 orang keluarganya sendiri.
            Dari 4 pekerja ini mereka mampu menghasilkan 16 buah sangkar ayam dalam sehari. Dalam pembuatannya tidak langsung jadi dalam sehari, namun mulai dari memecahkan dan membersihkan bambu, membentuk pola dasar sampai menganyam bambu hingga menjadi sangkar. Hasil penelitian menunjukan produksi ini lebih baik dan bisa di terima oleh konsumen dibanding sangkar ayam di daerah lain.
Aspek Tenaga Kerja
            Sebagian besar usia pengrajin masih berusia produktif namun tingkat pendidikan mereka yang rendah dikarenakan pemahaman tentang pendidikan yang sangat kurang, setelah lulus dari bangku sekolah mereka sudah ingin bekerja. Sebagian besar setiap 1 keluarga pengrajin sangkar ayam memiliki pelanggan sesuai tenanga kerja mereka. Kebutuhan tenaga kerja diperoleh dari keluarga sendiri yang pasti akan mengalami kesulitan ketika terjadi permintaan sangkar ayam yang meningkat.
Aspek Keuangan
            Hasil penjualan mereka gunakan untuk keperluan kebutuhan sehari-hari dan yang paling umum mereka mengutamakan dari hasil penjualan mereka untuk arisan tetangga dengan alasan untuk menabung. Dan sebagian dikelola untuk membeli bahan baku pembuatan sangakr ayam.
Aspek Pemasaran
            Para pengrajin sudah diajari orang tuanya sejak kecil muali dari membantu dalam membuat sangkar sampai mampu membuat sangar ayam sendiri, namun penjualannya masih dijadikan satu dengan orang tuanya. Usaha ini memiliki irama yang ramai dan sepi pembeli, dimusim kemarau banyak pesanan malah hampir tidak mampu mereka ukupi dikarenakan pesanan yang sangat banyak dan sebaliknya ketika musim penghujan pesanan sangkar ayam menurun. Kemampuan mereka terbatas dalam memasarkannya, mereka menggunakan metode penjualan yang biasa seperti pedagang eceran keliling yang menawarkan ke toko-toko yang mereka kenal saja.
Analisis Data
            Srtenghts (kekuatan) dari pengrajin sangkar ayam :
1.      Model lebih bagus
2.      Unggul bersaing dengan produk daerah lain
3.      Dapat memenuhi selera konsumen sesuai dengan pesanan
4.      Harga lebih murah
            Weaknesses (kelemahan) dari pengrajin sangkar ayam :
1.      Keterbatasan tenaga kerja
2.      Pendidikan yang kurang
3.      Manajemen keuangan yang sangat kurang
4.      Keterbatasan modal
5.      Pemasaran yang kurang maksimal
            Opportunities (peluang) dari pengrajin sangkar ayam :
1.      Permintaan yang tinggi didaerah pemasaran yang baru
2.      Permintaan yang tinggi saat musim kemarau
3.      Masih banyak daerah yang belum terjangkau
            Threats (ancaman) dari pengrajin sangkar ayam :
1.      Keterbatasan bahan baku
2.      Persaingan industri
3.      Munculnya banga subtitusi moderen
Hasil analisis Martiks SWOT
Strategi strenghts (kekuatan) – opportunities (peluang)
1.      S1 Dapat memenuhin selera konsumen sesuai dengan pesanan dan O3 masih banyak daerah yang belum terjangkau
2.      S2 Unggul bersaing dengan daerah lain O2 permintaan yang tinggi saat kemarau
Strategi strenghts (kekuatan) – threats (ancaman)
            S1 model lebih bagus, T2 persaingan industri, dan T3 munculnya barang
Strategi weaknesses (kelemahan) – opportunities (peluang)
            W6 pemasaran yang kurang maksimal dan O3 masih banyak daerah yang belum terjangkau.
Strategi weaknesses (kelemahan) – threats (ancaman)
            W1 keterbatasan tenanga kerja, W4 tidak memfokus usaha sangkar ayam, W5 keterbatasan modal, T1 keterbatasan bahan baku, T2 persaingan industri dan T3 munculnya barang subtitusi.
SIMPULAN
            Strategi SO adalah memproduksi sangkar ayam lebih banyak dan khusus untuk di pasarkan ke daerah yang belum pernah di masuki produk sangkar ayam dari dusun mlaten ke daeran kebomlati kabupaten tuban. Dan lebih dimaksimalkan jumalah memproduksi sangkar ayam saat musim kemarau. Startegi ST adalah memperhalus rautan bantuan pada sangkar ayam sehingga hasil produksi lebih menarik. Strategi WO adalah memaksimalkan pemasaran dengan memasuki daerah yang belum pernah di masukan produk sangkar dari desa kebomlati kabupaten tuban. Strategi WT adalah mempertahankan kepercayaan pelanggan toko melalui mempertahankan dan kualitas produk.
Untuk mengatasi kelemahan (weaknesses) pelaku usaha kecil home industri sangkar ayam di desa kebomlati tuban, maka yang harus dilakukan adalah jika keterbatasan tenaga kerja dapat disiasati dengan alat-alat yang lebih moderen mulai produksi – distribusi – pemasaran sehingga akan dfektif dan efisien. SDM diberi pelatihan khusus pengelolaan usaha kecil seperti perencanaan dan pengorganisasian yang mendorong produktifitas. Harus termotivasi dengan usaha yang ditekuni sehingga mereka dapat memfokuskan diri mengembangkan usahanya dengan maksimal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar