OBLIGASI
1.
PENDAHULUAN
Obligasi tidak
memberikan hak kepemelikan tetapi lebih sebagai surat hutang. Obligasi umumnya
mendapatkan bunga yang tetap yang disebut dengan kupon. Karena obligasi
mendapatkan bunga yang besarnya tetap, maka obligasi juga termasuk dalam
investasi dengan pendapatan tetap.
2.
DEFINISI
OBLIGASI
Obligasi (bond)
dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada
saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Atau obligasi adalah suatu
utang atau kewajiban jangka panjang (bond), sedang utang jangka pendek disebut
bill. Bunga dari obligasi adalah tetap (misalnya 14% setahun) jika ada dan
sudah ditentukan. Karena obligasi membayar bunga yang besarnya tetap, maka
obligasi dikenal juga sebagai sekuiritas pendapatan tetap.
3.
KODE
OBLIGASI
Kode obligasi
dimaksudkan untuk membedakan satu obligasi dengan obligasi yang lain, untuk
kepentingan pencarian dan organisasi data dikomputer dan untuk menunjukan
karakteristik dari obligasinya. Kode obligasi ini sebagai berikut:
AAAA
BBB CC D E F G
Keterangan:
AAAA : singkatan nama dari perusahaan penerbit obligasi.
AAAA : singkatan nama dari perusahaan penerbit obligasi.
BBB : kode
untuk nomer obliasi yang diterbitkan.
CC :
suku bunga (jika mempunyai beberapa suku bunga) dan opsi opsi turunan
D :
tipe dari obligasi, B (bonds), C (Convertible Bonds), W (Bonds with warrants),
T (medium term notes), Y (money market) dan M (Miscellaneous).
E :
tipe dari suku bunga, yaitu F (fixed rate), Z (Zero rate/discount) dan V
(variable dapat berupa floating rate, revenue sharing, fixed and floating rate
dan lainnya).
FG :
kode dari scriptles.
4.
OBLIGASI
SERI DAN TERMIN
Serial bond
(obligasi seri) adalah suatu kelompok obligasi yang obligasi-obligasinya akan
jatuh tempo berurutan, yaitu satu atau lebih obligasi akan jatuh tempo periode
berikutnya setelah satu atau lebih obligasi lainnya jatuh tempo (misalnya
setiap satu tahun, setiap dua tahun dan seterusnya).
Term bond (
obligasi termin) adalah obligasi-obligasi yang jatuh tempo bersamaan waktunya.
5.
MACAM-MACAM
OBLIGASI
Terdapat bebrapa
macam obligasi ditinjau dari penerbitnya,diantaranya yaitu obligasi pemerintah
(government bond), municipal bond, dan obligasi perusahaan (corporate bond).
a. Obligasi
Pemerintah
Pemerintah juga
membutuhkan dana untuk pembangunan Negara. Salah satunya adalah dengan meminjam
jangka panjang kepada masyarakat. Surat hutang pemerintah ini disebut dengan
SUN (surat hutang Negara) atau dikenal pada umummnya yaitu obligasi
pemerintahan (government bond).
b. Municipal
Bond
Municipal bond
adalah obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, seperti pemerintah
provinsi, kota, dan kabupaten. Pemerintah daerah mengeluarkan obligasi ini
untuk pembiayaan modal, seperti membangun jalan raya, perumahan rakyat, rumah
sakit umum, universitas dll. Dan pendapatan dari pembiayaan modal ini akan
digunakan untuk membayar kembali hutang obligasinya.
c. Obligasi
Perusahaan
Obligasi
perusahaan (corporate bond) adalah surat utang jangka panjang yang dikeluarkan
oleh perusahaan swasta dengan nilai utang akan dibayarkan kembali pada saat
jatuh tempo dengan pembayaran kupon atau tanpa kupon yang sudah ditentukan
dikontrak utangnya.
Obligasi
perusahaan biasanya dilindungi dengan bond Indenture, yaitu janji perusahaan
penerbit obligasi untuk mematuhi semua ketentuan yang dituliskan kepada pihak
tertentu yang dipercaya (trustee). Pihak ini biasanya adalah suatu bank atau
perusahaan trust yang akan bertindak mewakili pemegang obligasi.
6.
PASAR
OBLIGASI
Ada dua jenis
pasar obligasi yaitu:
a. Pasar
Primer Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan.
Salah satu persyaratan ketentuan Pasar
Modal, obligasi harus dicatatkan di bursa
efek untuk dapat ditawarkan kepada
masyarakat, dalam hal ini lazimnya adalah di Bursa Efek Surabaya
(BES) sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Pasar Sekunder Merupakan tempat
diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan tercarat di BES, perdagangan
obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saat ini, perdagangan akan
dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada tempat perdagangan
secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan
berinteraksi dengan bantuan perangkat elektronik seperti email, online trading,
atau telepon.
7.
NILAI
OBLIGASI
a. Nilai
Maturiti Obligasi
Nilai maturiti
(maturity value) atau disebut juga dengan nilai jatuh tempo adalah nilai yang
dijanjikan akan dibayar pada saat obligasi jatuh tempo. Nilai maturity ini juga mewakili nilai
nominal atau nilai par (par value) atau nilai tampang (face tampang) dari
obligasi.
b. Nilai
Pasar Obligasi
Nilai pasar
obligasi adalah nilai jual obligasi yang terdaftar dipasar modal pada saat
tertentu.
c. Nilai
Intrinsik Obligasi
Nilai interinsik
(intrinsic value) atau nilai fundamental ( fundamental value) atau nilai
sesungguhnya dari suatu obligasi adalah perkiraan nilai sebenarnya sari suatu
obligasi. Nilai sebenarnya tidak bisa dihitung dengan tepat, hanya dapat
diperkirakan.
Obligasi dapat
berupa coupon bond (obligasi kupon) dan pure-discount bond (obligasi dengan
diskon murni). Obligasi kupon adalah obligasi yang membayar kupon. Kupon adalah
bunga yang dibayarkan oleh obligasi untuk setiap periode tertentu, umumnya tiap
setengah tahun atau tahunan.
Obligasi dengan
diskon murni adalah obligasi yang tidak membayar kupon, sehingga obligasi
dijual dengan harga diskon.
8.
LIKUIDITAS
OBLIGASI
Likuiditas
atau disebut juga dengan marketability dari suatu obligasi menunjukan seberapa
cepat investor dapat menjual obligasinya tanpa harus mengorbankan harga
obligasinya. Pengukuran dari likuiditas obligasi adalah rentang
permintaan-penawaran (bid-ask spread)
yang menunjukan perbedaan antara nilai permintaan tertinggi investor mau
menjual dan penawaran terendah dealer mau membeli.
9.
HASIL
OBLIGASI
a. Hasil
Sekarang (current yield)
Hasil sekarang
diukur dengan nilai kupon setahun dibagi dengan nilai pasar obligasi saat ini.
Contoh:
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000, maka:
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000, maka:
Current Yield =
Rp 170.000.000 / Rp 980.000.000 = 17.34%
b. Hasil
Sampai Maturiti (yield to maturity)
Hasil sampai
maturiti adalah tingkat return dari obligasi yang dibeli dengan harga pasar
sekarang dan disimpan sampai jatuh tempo. Yield to maturity dapay diperoleh
dengan mencari tingkat diskonto yang menyebabkan nilai sekarang dari semua
aliran kas sama dengan nilai sekarang dari obligasi.
10.
HAK
TARIK
Penerbit Obligasi akan lebih menyukai jika mempunyai
pilihan untuk membayar obligasinya pada nilai persewaktu – waktu sebelum jatuh
tempo. Hak obligasi semacam ini disebut dengan hak tarik atau provisi tarik (call provision). Beberapa keuntungan
akan didapatkan oleh penerbit obligasi dengan adanya hak ini.
1. Utang
perusahaan dapat dikurangi sewaktu – waktu
jika aliran kas perusahaan tersisa.
2. Obligasi
dengan kupon yang tinggi dapat dihentikan dan diganti dngan obligasi lainnya
yang memberikan kupon lebih rendah jika bunga menurun.
3. Menyediakan
sinyal baik bagi perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan menguntungkan
sehingga tersedia banyak aliran kas tersedia dan perusahaan beranggapan bahwa
obligasi adalah murah untuk ditarik kembali.
4. Menyediakan
opsi tarik (call option) kepada
perusahaan dengan gratis.
Kebalikannya untuk investor,
obligasi yang mempunyai call provision merugikan investor, sehingga harga obligasi
ini akan lebih rendah dibandingkan dengan obligasi sejenis yang tidak mempunyai
hak tarik. Dengan demikian harga dari obligasi dengan call provision adalah nilai obligasi yang tanpa call provision dikurangi dengan nilai call option.
11.
RENTANG
HASIL
Merupakan
perbedaan antara yield to maturity (YTM)
yang dijanjikan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang mempunyai nilai kupon dan waktu maturiti yang
sama. Premium gagal (default premium)
adalah perbedaan hasil dari YTM dijanjikan dengan YTM diharapkan. Premium
resiko (risk premium) adalah
perbedaan antara YTM yang diharapkan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal yang
mempunyai nilai kupon dan waktu maturiti yang sama.
YTM yang diinginkan (Y)
dapat dihitung dengan suatu rumus sebagai berikut :
Keterangan:
Y = YTM dijanjikan
Y’ = YTM diharapkan
Pd = probabilitas obligasi akan gagal
12.
RESIKO
OBLIGASI
Resiko
dari obligasi adalah kemungkinan obligasi tidak terbayar (default). Peringkat obligasi dapat digunakan sebagai proksi dari
resiko obligasi. Peringkat obligasi adalah simbol – simbol karakter yang
diberikan oleh agen pringkat untuk menunjukkan resiko dari obligasi.
13.
TEOREMA
PENILAIAN OBLIGASI
Teorema
penilaian obligasi ini menjelaskan mengenai bagaimana hubungan antara harga
obligasi akibat perubahan – perubahan suku bunga, maturiti dan nilai kupon.
Harga obligasi ini akan berubah dengan berubahnya suku bunga dan lamanya
maturiti. Hasil pasr atau market yield adalah
hubungan antara perubahan suku bunga terhadap harga obligasi.
Malkiel memperkenalkan
lima teoremena tentang hbungan antara harga – harga obligasi dengan hasil –
hasilnya (yield). Teorema ini disebut
Malkiel’s bound theorems.
1. Harga
dari obligasi akan bergerak berlawanan
dengan hasil pasar.
2. Dengan
maturiti konstan,penurunan suku bunga akan menaikkan harga obligasi dengan
basis presentasi lebih besar dibandingkan dengan peningkatan suku bunga yang
sama besarnya yang akan menurunkan harga obligasi.
3. Untuk
suatu perubahan suku bunga tertentu, besarnya perubahan harga obligasi akan
berhubungan positif dengan waktu maturiti, yaitu semakin lama maturitinya
semakin besar perubahan harga obligasinya.
4. Perubahan
harga yang terjadi akibat hubungab maturiti obligasi dan volatilitas harganya
akan semakin besar dengan tingkat menurul sejalan dengan meningkatnya maturiti.
5. Presentasi
perubahan harga obligasi akibat dari perubahan suku bunga akan lebih kecil jika
tingkat kupon lebih tinggi.
14.
DURASI
OBLIGASI
Untuk
mengukur umur hidup ekonomis suatu obligasi diperlukan suatu pengukuran yaitu
durasi. Obligasi dengan durasi yang sama kemungkinan akan bereaksi dengan cara yang sama akibat
perubahan dari suku – suku bunga dibandingkan dengan obligasi yang mempunyai
lama maturiti yang sama tetapi berbeda durasinya.
Durasi
adalah pengukur dari umur hidup ekonomis
dari suatu obligasi dengan mempertimbangkan sama bentuk dan besarnya aliran kas
keseluruhan dariobligasi sampai jatuh temponya. Durasi dihitung dengan rata
rata tertimbang, berbasis pada nilai sekarang dari waktu untuk menutup nilai –
nilai kupon dan prisipal dari suatu obligasi.
15.
SENSITIVITAS
HARGA OBLIGASI DARI PERUBAHAN SUKU BUNGA
Mengestimasi
nilai obligasi setiap saat merupakan hal yang penting. Nilai obligasi setiap
saat ini dapat dihitung dengan mengestimasi perubahan harga obligasi dari harga
sebelumnya. Dengan mengetahui perubahan harga obligasi, maka nilai obligasi
sekarang dapat dihitung.
16.
IMUNISASI
Imunisasi
( immunization ) adalah strategi investasi di obligasi yang menyamakan durasi
dari obligasi atau portofolio obligasi dengan waktu lamanya investasi untuk
menghilangkan risiko perubahan suku bunga. Resiko investasi kembali (
reinvesment-rate risk ) yaitu resiko kerugian kenaikan nilai obligasi
disebabkan suku bunga turun, dengan investasi kembali yang lebih mahal, karena
harus membeli obligasi yang lebih tinggi nilainya atau kerugian karena
menginvestasikan ke obligasi dengan tingkat bunga yang lebih rendah.
BAB 16
1.
PENENTUAN
HARGA OBLIGASI DAN TEORI TINGKAT BUNGA
Sekuritas yang
diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya bisa dibagi menjadi dua, yaitu
sekuritas yang menunjukan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan (yaitu dalam
bentuk saham), dan yang menunjukan surat tanda hutang dari emiten yang
menerbitkan sekuritas tersebut.
Di Indonesia obligasi-obligasi ini
diterbitkan oleh berbagai perusahaan, baik yang sahamnya dimiliki oleh swasta
seluruhnya, ataupun oleh perusahaan yang dimiliki oleh negara (PT. Persero).
Beberapa persero yang menerbitkan obligasi diantaranya adalah PT. Jasa Marga,
PT. PLN, Bank Bapindo, dan berbagai bank BPD, sedangkan beberapa perusahaan
swasta yang menerbitkan obligasi diantaranya adalah Astra Internasional, IBJ Leasing, BBL Leasing, Asia Nusamas Leasing,
Dharmala Sakti Sejahtera, dan sebagainya.
Dalam
praktiknya terdapat berbagai jenis obligasi. Jenis obligasi yang sederhana
adalah obligasi yang menawarkan bunga (disebut sebagai coupon) tetap selama
jangka waktu obligasi tersebut ( di Indonesia biasanya berjangka waktu lima
tahun). Biasanya bunga dibayarkan tiap setahun sekali, tapi mungkin juga bisa
per semester ( berarti pemilik saham bisa menerima bunga dua kali dalam
setahun), atau tiap triwulan (dengan demikian kalau suatu obligasi akan
menerima bunga empat kali dalam setahun).
Jenis yang kedua adalah obligasi yang
menawarkan sukui bunga mengambang (floating
rate). Biasanya ditawarkan sebesar presentasi tertentu diatas suku bunga
deposito. Mungkin juga dilakukan kombinasi dengan suku bunga tetap (fixed rate). Misalnya pada tahun pertama
menawarkan suku bunga 19% (pasti), tetapi pada tahun-tahun berikutnya
menawarkan suku bunga mengambang ( seperti yang ditawarkan oleh perusahaan
listrik Negara pada akhir 1992). Dengan demikian pemegang saham dipilih sebagai
patokan, apapun yang terjadi dengan keadaan suku bunga.
Jenis ketiga adalah obligasi dengan
tingkat bunga nol (zero coupon bonds atau pure
discount bond). Obligasi jenis ini dijual dengan diskon pada awal periode,
dan kemudian dilunasi penuh sesuai dengan nilai nominal, pada akhir periode.
Misalkan obligasi mempunyai jangka waktu lima tahun, dengan nilai nominal Rp.
1.000.000. obligasi ini tidak menawarkan bunga apapun bagi pembeli obligasi
tersebut. Agar pemodal tertarik untuk membeli obligasi tersebut, maka pada awal
periode (yaitu tahun ke-0), obligasi tersebut ditawarkan dengan harga misalnya,
Rp.476.000. kalau pemodal bersedia membeli obligasi tersebut dengan harga
tersebut maka ia akan memperoleh tingkat bunga sekitar 16% per tahun. Hal tersebut terjadi karena
Rp.476.000
= [(Rp. 1.000.000)/(1+i)5]
Jenis
obligasi lainnya adalah obligasi yang bisa dirubah menjadi saham. Obligasi ini
disebut sebagai obligasi konveksi (convertible
bonds). Obligasi jenis ini mungkin saja dikombinasikan dengan tipe zero coupon. Disamping itu juga obligasi
yang hanya membayarkan bunga kalau perusahaan yang menerbitkannya memperoleh
laba. Jenis ini disebut sebagai income
bond.
Sekarang
kita mulai pengertian tentang spot
interest rates. Spot interest rates merupakan tingkat bunga dari obligasi
yang hanya mempunyai satu arus kas bagi pembeli obligasi tersebut. Obligasi
yang hanya mempunyai satu arus kas bagi pemodal disebut sebagai pure discount bond atau zero coupon bond. Misalkan pemodal
membayar suatu obligasi tersebut sebesar Rp. 1.000.000 dua tahun. Apabila i02
adalah spot rate dua tahun yang dinyatakan dalam bentuk
tahunan,maka Rp.743.000 = [Rp.1.000.000/(1+i 02)2] i02
= 16%.
Karena
tingkat bunga bisa dinyatakan dalam dasar tahunan, maka i02
merupakan tingkat bunga tahunan yang diperoleh oleh pemilik obligasi tersebut.
Dengan kata lain, Rp. 743.000 (1+0,16)2 = Rp. 1.000.000
Jenis
yang kedua adalah future rates. Future
rates merupakan tingkat bunga atas
obligasi dimana terjadinya komitmen dan kapan uang akan diserahkan ke pihak
emiten berbeda. Sebagai misal, Rp.743.000 akan diserahkan ke penerbit obligasi
pada tahun 1 (komitmen tersebut terjadi pada tahun ke-0) dan Rp.1.000.000 akan
dilunasi pada tahun ke-3. Contoh ini merupakan contoh dari forward rate dua tahun yang akan dimulai pada tahun 1.
Perhitungannya adalah :
(1
+ i1,3) = [Rp.1.000.000/Rp. 743.000]
Dengan
demikian maka, i1,3 = 16%
Jenis
yang ketiga adalah current yield. Current
yield merupakan pembayaran bunga dibagi dengan harga obligasi. Apabila
suatu obligasi membayar bunga pertahun sebesar Rp. 150.000 dan harganya
Rp.900.000, maka current yield nya adalah 16,67%. Current yield merupakan tingkat bunga yang sering dicantumkan pada
surat kabar keuangan, meskipun manfaatnya tidak terlalu banyak. Mengapa? Karena
current yield tidak menunjukkan tingkat keuntungan yang
diperoleh seandainya pemilik obligasi akan menahan obligasi tersebut sampai jatuh
tempo (yield to maturity). Sebagai
misal, zero coupon bond mempunyai current yield mereka akan selalu menolak membeli zero coupon bond.
2.
DURATION
Karena
obligas memberikan penghasilan yang tetap bagi pemiliknya, maka perubahan harga
obligasi tersebut akan lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan tingkat bunga (
dengan asumsi bahwa “keamanan” obligasi tersebut dinilai tidak berubah). Dengan
kata lain, pemegang obligasi dihadapkan pada resiko tingkat bunga . dalam sub
bab ini kita akan membicarakan bahwa duration3
merupakan faktor utama penentu risiko tingkat bunga. Untuk itu kita
perhatikan perubahan harga obligasi sebagai akibat perubahan tingat bunga.
3.
KASUS
ZERO-COUPON BONDS
Misalkan ada dua
obligasi zero-coupon (disebut juga
sebagai pure discount bonds), yang
satu berjangka waktu 1 tahun, yang satunya lagi berjangka waktu 5 tahun. Nilai
pelunasan obligasi yang berjangka waktu 1 tahun adalah Rp.1.100. dan yang 5
tahun adalah Rp.1.610.500. apabila tingkat bunga per tahun yang dipandang
relevan adalah 10%, maka kedua obligasi tersebut saat ini akan mempunyai harga
yang sama, yaitu Rp.1.000.000.
4.
KASUS
OBLIGASI DENGN JANGKA WAKTU SAMA DAN COUPON
RATE BERBEDA
Misalkan dua
obligasi mempunyai jangka waktu yang sama, yaitu 5 tahun dan nilai nominal yang
sama pula yaitu Rp.1.000.000. obligasi yang satu menawarkan coupon rate 10% dan satunya lagi hanya 1%. Apabila tingkat
bunga yang relevan adalah 10% per tahun, ,maka harga obligasi-obligasi
tersebutnya adalah sebagai berikut.
Obligasi dengan coupon rate 10% (dinyatakan dalam ribuan rupiah).
P6 =100/(1 + 0,10) + 100/(1 = 0,10)2
+ ... + 1.100/(1 + 0,10)5
=
Rp.1000
Obligasi dengan coupon
rate 1% (dinyatakan dalam rupiah).
P0 = 10/(1
+ 0,10) + 10/(1 + 0,10)2 + ... + 1.010/(1 + 0,10)5
= Rp. 658,8
5. FAKTOR YANG
PEMPENGARUHI HARGA OBLIGASI
obligasi
mempunyai karaktersitik yang berbeda beda. perbedaa tersebut mempengaruhi harga
obligasi. faktor-faktor terbut adalah,sebagai berikut :
a. jangka
sebelum obligasi jatuh tempo
b. risiko
yang tidak menerima obligasi sebelum jatuh tempo
c. status
pajakdari pembeli obligasi
d. adanya
provisi yang memungkinkan penerbit
mlunasi obligasi tersebut sebelum jatuh tempo
e. jumlah
coupon
6.
TERM
TO MATURITY DAN TEORY TERM STRUCKTUR
untuk bisa
memahami pengaru jangaka waktu terhadap tingkat keuntungan (yield) atau harga
obligasi,kita perlu memamahi hubungan antara tingkat keuntungan (atau tingakat
bunga) dengan waktu. hubunan ini sering
di sebut dengan term strucktur.
a. Teori
pasar yang tersegmentasi
Teori ini didasarkan atas pengamatan
bahwa namapaknya banyak pemodal dan emiten( yaitu pihak yang menerbitkan
obligasi) yang mempunyai preferensi atas obligasi yang mempunyai jangka waktu
pelunasan yang pasti. disamping itu mereka juga tidak terlau peka ak adanya perbedaan tingkat untungan (yield)
atantra obligasi yang mepunyai jangka waktu pelunasan tertentu dengan obligasi
yang berjangka waktu berbeda. misalnya perusahaan asuransi jiwa. perusahhan ini
kewajiban yang memungkinkan harus
dilakuakan setela sekian tahun (janka panjang ). dana yang berhsil
dihimpun dari pembayaran premi. para
pelangan,bagaimanpun juga harus di investasikan. jika dana ini diinventasi
kan pada jangka pendek perusahaan harus melakukan
reinvestment kalau invetasi terbebut sudah jatuh tempo dan belum di tentukan.
Teori pasar tersegmentasi nampaknya
popular dikalangan prantisi , tetapi tidak dikalangan akademi argument yang
dikemukaan adalah walaiupun banyak pemodal yang mempunyai peferensi yang
kuat akan jangka waktu,banyak juga yang mempunyai atas tingkat keuntungan
b. Teori
Pengharapan.
Teori pengharapan menjelasakan term
strucktur. penganut teori ini mengataakan bahwa tingkat keuntungan dari
obligasi dua tahunharuslah sama
dengan keuntungan obligasi satu tahun
ditambah dengan keuntungan obligasi ditahun berikutnya.
Jadi
kalau suatu obliogasi dengan jangka waktu 1 tahun nenawaran tingkat suku bunga
sebesar 17% pertahun dan obligasi dengan
jangka waktu 2 tahun menawarkan tingkat bunga 16% pertahun,tahun depan
akan mengalami penurunan ini sesuai dengan teorin pengaharapan.
teori ini Kadang dipakai untuk menjelasakan mengapa
misalnya suku bunga deposito jangka waktu 6 bulan ternyata lebih menguntungan
dari pada 12 bulan( kalau dihitung tahunan
c. teori
premium likuiditas
pemodal harus mendapatkan imbalan yang
imbalan yang lebih besar jika mereka
memiliki obligasi yang jangka waktunya lebih panjang dari waktu yang mereka
sukai. terdapat kekurangan pemodal yang
membeli obligasi jangka panjang,dan karenannya perlu ditambahkan tingkat
keuntungan agar obligasi tersebut banyak peminatnya.
jika
sesuai dengan tewori pengharapan,makan spot rate untuk suatu saat ini adalah
15% yang diharapkan tahun depan adalah 17% ,maka spot rate dua tahun saat
in adalah 16%. mereka mmebeli pure
discount bond dengan jangka waktu dua tahunharus diitawari tingkat suku bunga
yang lebih beasar dari 16% agar mereka bersedia menyerahkan dana mereka untuk
investasi yang lebih lama. banyak
pemodal yang berminat obligasi jangka pendek tetapi tidak untuk investasi obligasi jangka panjang . jika tambahan premium
likuiditas ini sebesar satu persen(1%) pada tahun kedua ,maka spot ratev dua
tahun dalam contoh diatas akan sebesar.
(1+i02)2=(1+0,15)(1+0,17+0,01)
maka
kirta akan memperoleh i02 = 16,5 %
d. preferred
habitat teori
teori ini menyatakan bahwa pemodal yang
bisa menyesuiakan jangka waktun investasi dengan kebutuan waktu dananya akan
dibutuhkan merupakan posisi yang dipilih oleh pemodal . jadi kalau dana
tersebut akan di perlukan 5 tahun lagi ,maka dan tersebut seharusnya
dipergunakan juga dalam jangka waktu lima tahun, pada saat itu,yaitu lima tahun
yang akan dating kebutuhan dana dan kembalinnya investasi akan sesuai,.
jia
terjadi ketidak sesuaian jangka mama para pemodal harusnmendapatkan premium
agar mereka bersediamenyreahkan dana mereka. jadi kalau banyak perusahaan ingin
menerb itkan hutang jangka panjangb di bandingkan nilai pemodal yang bersedia
membeli , maka perusaahan harus menawarkan premium agar perushaan bersedia
membeli hutang tersebut.
jika sesui dengan teori pengharapan (1+i02)2=(1+i02)(1+i02)
maka sesuai dengan teori preferred habitat apabila terdapat
kelebihan pemodal yang berminat dalam investasi jankgka pendek , agar mereka
bersedia membeli obligasi jangka lebih dari dua tahun. maka
(1+i02)2=(1+i02)(1+i02+
P) dan P>O
sebaliknya
jika pemodal jangka pendek relaitif sedikit ,maka perusahaan harus bersedia
membeli obligasi dengan harga premium.
(1+i02)2=(1+i02)(1+i02+
P) dan P<O
jadi
teori ini bisa berdampak positif dan negative.
7.
RISIKO
TIDAK TERBAYAR
Perlu disadari bahwa
perusahaan yang menerbitkan obligasi tidak bisa
membayar kembali hutang yang
mereka buat dengan demikaian para pemodal membeli obligasi menanggung resiko
kalau bunga dan pokok pinjaman yang tidak terbyar. dengan demikian semakin
besar risko tidak terbayar semakin beasar premi tidak terbyar yang diminta para
pemodal. bagaiman memperkiraan risko tidak bayar ini ? secara pasti memang kita
menaksir risiko ini,tetapi dengan menggunakan indicator-indikator tertentu
biasanya diperkirakan resiko tersebut.tentu taksiran tersebut bisa salah ,dan
mungkin tidak disepakati oleh semua pihak,tetapi yang menjalakan anlisis adalah
pihak independen,umumnya hasilnya seringdi pakai sebagai acuan para pemodal .
indicator yang di gunakan untik menaksir hutang obligasi yaitu,stabilitas keuntugan
,margin keuntungan dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar