Selasa, 07 Juni 2016

OBLIGASI



OBLIGASI
1.      PENDAHULUAN
Obligasi tidak memberikan hak kepemelikan tetapi lebih sebagai surat hutang. Obligasi umumnya mendapatkan bunga yang tetap yang disebut dengan kupon. Karena obligasi mendapatkan bunga yang besarnya tetap, maka obligasi juga termasuk dalam investasi dengan pendapatan tetap.

2.      DEFINISI OBLIGASI
Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Atau obligasi adalah suatu utang atau kewajiban jangka panjang (bond), sedang utang jangka pendek disebut bill. Bunga dari obligasi adalah tetap (misalnya 14% setahun) jika ada dan sudah ditentukan. Karena obligasi membayar bunga yang besarnya tetap, maka obligasi dikenal juga sebagai sekuiritas pendapatan tetap.

3.      KODE OBLIGASI
Kode obligasi dimaksudkan untuk membedakan satu obligasi dengan obligasi yang lain, untuk kepentingan pencarian dan organisasi data dikomputer dan untuk menunjukan karakteristik dari obligasinya. Kode obligasi ini sebagai berikut:
            AAAA BBB CC D E F G
            Keterangan:
            AAAA            : singkatan nama dari perusahaan penerbit obligasi.
BBB    : kode untuk nomer obliasi yang diterbitkan.
CC       : suku bunga (jika mempunyai beberapa suku bunga) dan opsi opsi    turunan
D         : tipe dari obligasi, B (bonds), C (Convertible Bonds), W (Bonds with warrants), T (medium term notes), Y (money market) dan M (Miscellaneous).
E          : tipe dari suku bunga, yaitu F (fixed rate), Z (Zero rate/discount) dan V (variable dapat berupa floating rate, revenue sharing, fixed and floating rate dan lainnya).
FG       : kode dari scriptles.
4.      OBLIGASI SERI DAN TERMIN
Serial bond (obligasi seri) adalah suatu kelompok obligasi yang obligasi-obligasinya akan jatuh tempo berurutan, yaitu satu atau lebih obligasi akan jatuh tempo periode berikutnya setelah satu atau lebih obligasi lainnya jatuh tempo (misalnya setiap satu tahun, setiap dua tahun dan seterusnya).
Term bond ( obligasi termin) adalah obligasi-obligasi yang jatuh tempo bersamaan waktunya.

5.      MACAM-MACAM OBLIGASI
Terdapat bebrapa macam obligasi ditinjau dari penerbitnya,diantaranya yaitu obligasi pemerintah (government bond), municipal bond, dan obligasi perusahaan (corporate bond).
a.       Obligasi Pemerintah
Pemerintah juga membutuhkan dana untuk pembangunan Negara. Salah satunya adalah dengan meminjam jangka panjang kepada masyarakat. Surat hutang pemerintah ini disebut dengan SUN (surat hutang Negara) atau dikenal pada umummnya yaitu obligasi pemerintahan (government bond).
b.      Municipal Bond
Municipal bond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, seperti pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten. Pemerintah daerah mengeluarkan obligasi ini untuk pembiayaan modal, seperti membangun jalan raya, perumahan rakyat, rumah sakit umum, universitas dll. Dan pendapatan dari pembiayaan modal ini akan digunakan untuk membayar kembali hutang obligasinya.
c.       Obligasi Perusahaan
Obligasi perusahaan (corporate bond) adalah surat utang jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang akan dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan pembayaran kupon atau tanpa kupon yang sudah ditentukan dikontrak utangnya.
Obligasi perusahaan biasanya dilindungi dengan bond Indenture, yaitu janji perusahaan penerbit obligasi untuk mematuhi semua ketentuan yang dituliskan kepada pihak tertentu yang dipercaya (trustee). Pihak ini biasanya adalah suatu bank atau perusahaan trust yang akan bertindak mewakili pemegang obligasi.

6.      PASAR OBLIGASI
Ada dua jenis pasar obligasi yaitu:
a.       Pasar Primer Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan. Salah satu persyaratan ketentuan Pasar Modal, obligasi harus dicatatkan di bursa efek untuk dapat ditawarkan kepada masyarakat, dalam hal ini lazimnya adalah di Bursa Efek Surabaya (BES) sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI).
b.       Pasar Sekunder Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan tercarat di BES, perdagangan obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saat ini, perdagangan akan dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada tempat perdagangan secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan berinteraksi dengan bantuan perangkat elektronik seperti email, online trading, atau telepon.

7.      NILAI OBLIGASI
a.       Nilai Maturiti Obligasi
Nilai maturiti (maturity value) atau disebut juga dengan nilai jatuh tempo adalah nilai yang dijanjikan akan dibayar pada saat obligasi jatuh tempo.  Nilai maturity ini juga mewakili nilai nominal atau nilai par (par value) atau nilai tampang (face tampang) dari obligasi.
b.      Nilai Pasar Obligasi
Nilai pasar obligasi adalah nilai jual obligasi yang terdaftar dipasar modal pada saat tertentu.
c.       Nilai Intrinsik Obligasi
Nilai interinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental ( fundamental value) atau nilai sesungguhnya dari suatu obligasi adalah perkiraan nilai sebenarnya sari suatu obligasi. Nilai sebenarnya tidak bisa dihitung dengan tepat, hanya dapat diperkirakan.
Obligasi dapat berupa coupon bond (obligasi kupon) dan pure-discount bond (obligasi dengan diskon murni). Obligasi kupon adalah obligasi yang membayar kupon. Kupon adalah bunga yang dibayarkan oleh obligasi untuk setiap periode tertentu, umumnya tiap setengah tahun atau tahunan.
Obligasi dengan diskon murni adalah obligasi yang tidak membayar kupon, sehingga obligasi dijual dengan harga diskon.

8.      LIKUIDITAS OBLIGASI
Likuiditas atau disebut juga dengan marketability dari suatu obligasi menunjukan seberapa cepat investor dapat menjual obligasinya tanpa harus mengorbankan harga obligasinya. Pengukuran dari likuiditas obligasi adalah rentang permintaan-penawaran (bid-ask spread)  yang menunjukan perbedaan antara nilai permintaan tertinggi investor mau menjual dan penawaran terendah dealer mau membeli.

9.      HASIL OBLIGASI
a.       Hasil Sekarang (current yield)
Hasil sekarang diukur dengan nilai kupon setahun dibagi dengan nilai pasar obligasi saat ini.
Contoh:
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000, maka:
Current Yield = Rp 170.000.000 / Rp 980.000.000 = 17.34%
b.      Hasil Sampai Maturiti (yield to maturity)
Hasil sampai maturiti adalah tingkat return dari obligasi yang dibeli dengan harga pasar sekarang dan disimpan sampai jatuh tempo. Yield to maturity dapay diperoleh dengan mencari tingkat diskonto yang menyebabkan nilai sekarang dari semua aliran kas sama dengan nilai sekarang dari obligasi.

10.  HAK TARIK
Penerbit  Obligasi akan lebih menyukai jika mempunyai pilihan untuk membayar obligasinya pada nilai persewaktu – waktu sebelum jatuh tempo. Hak obligasi semacam ini disebut dengan hak tarik atau provisi tarik (call provision). Beberapa keuntungan akan didapatkan oleh penerbit obligasi dengan adanya hak ini.
1.      Utang perusahaan dapat dikurangi sewaktu – waktu  jika aliran kas perusahaan tersisa.
2.      Obligasi dengan kupon yang tinggi dapat dihentikan dan diganti dngan obligasi lainnya yang memberikan kupon lebih rendah jika bunga menurun.
3.      Menyediakan sinyal baik bagi perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan menguntungkan sehingga tersedia banyak aliran kas tersedia dan perusahaan beranggapan bahwa obligasi adalah murah untuk ditarik kembali.
4.      Menyediakan opsi tarik (call option) kepada perusahaan dengan gratis.
Kebalikannya untuk investor, obligasi yang mempunyai call provision  merugikan investor, sehingga harga obligasi ini akan lebih rendah dibandingkan dengan obligasi sejenis yang tidak mempunyai hak tarik. Dengan demikian harga dari obligasi dengan call provision adalah nilai obligasi yang tanpa call provision dikurangi dengan nilai call option.
11.  RENTANG HASIL
Merupakan perbedaan antara yield to maturity (YTM) yang dijanjikan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang mempunyai nilai kupon dan waktu maturiti yang sama. Premium gagal (default premium) adalah perbedaan hasil dari YTM dijanjikan dengan YTM diharapkan. Premium resiko (risk premium) adalah perbedaan antara YTM yang diharapkan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal yang mempunyai nilai kupon dan waktu maturiti yang sama.

YTM yang diinginkan (Y) dapat dihitung dengan suatu rumus sebagai berikut :
Keterangan:
Y = YTM dijanjikan
Y’ = YTM diharapkan
Pd = probabilitas obligasi akan gagal
12.  RESIKO OBLIGASI
Resiko dari obligasi adalah kemungkinan obligasi tidak terbayar (default). Peringkat obligasi dapat digunakan sebagai proksi dari resiko obligasi. Peringkat obligasi adalah simbol – simbol karakter yang diberikan oleh agen pringkat untuk menunjukkan resiko dari obligasi.

13.  TEOREMA PENILAIAN OBLIGASI
Teorema penilaian obligasi ini menjelaskan mengenai bagaimana hubungan antara harga obligasi akibat perubahan – perubahan suku bunga, maturiti dan nilai kupon. Harga obligasi ini akan berubah dengan berubahnya suku bunga dan lamanya maturiti. Hasil pasr atau market yield adalah hubungan antara perubahan suku bunga terhadap harga obligasi.
Malkiel memperkenalkan lima teoremena tentang hbungan antara harga – harga obligasi dengan hasil – hasilnya (yield). Teorema ini disebut Malkiel’s bound theorems.
1.      Harga dari obligasi  akan bergerak berlawanan dengan hasil pasar.
2.      Dengan maturiti konstan,penurunan suku bunga akan menaikkan harga obligasi dengan basis presentasi lebih besar dibandingkan dengan peningkatan suku bunga yang sama besarnya yang akan menurunkan harga obligasi.
3.      Untuk suatu perubahan suku bunga tertentu, besarnya perubahan harga obligasi akan berhubungan positif dengan waktu maturiti, yaitu semakin lama maturitinya semakin besar perubahan harga obligasinya.
4.      Perubahan harga yang terjadi akibat hubungab maturiti obligasi dan volatilitas harganya akan semakin besar dengan tingkat menurul sejalan dengan meningkatnya maturiti.
5.      Presentasi perubahan harga obligasi akibat dari perubahan suku bunga akan lebih kecil jika tingkat kupon lebih tinggi.

14.  DURASI OBLIGASI
Untuk mengukur umur hidup ekonomis suatu obligasi diperlukan suatu pengukuran yaitu durasi. Obligasi dengan durasi yang sama kemungkinan  akan bereaksi dengan cara yang sama akibat perubahan dari suku – suku bunga dibandingkan dengan obligasi yang mempunyai lama maturiti yang sama tetapi berbeda durasinya.
Durasi adalah  pengukur dari umur hidup ekonomis dari suatu obligasi dengan mempertimbangkan sama bentuk dan besarnya aliran kas keseluruhan dariobligasi sampai jatuh temponya. Durasi dihitung dengan rata rata tertimbang, berbasis pada nilai sekarang dari waktu untuk menutup nilai – nilai kupon dan prisipal dari suatu obligasi.


15.  SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI DARI PERUBAHAN SUKU BUNGA
Mengestimasi nilai obligasi setiap saat merupakan hal yang penting. Nilai obligasi setiap saat ini dapat dihitung dengan mengestimasi perubahan harga obligasi dari harga sebelumnya. Dengan mengetahui perubahan harga obligasi, maka nilai obligasi sekarang dapat dihitung.

16.  IMUNISASI
Imunisasi ( immunization ) adalah strategi investasi di obligasi yang menyamakan durasi dari obligasi atau portofolio obligasi dengan waktu lamanya investasi untuk menghilangkan risiko perubahan suku bunga. Resiko investasi kembali ( reinvesment-rate risk ) yaitu resiko kerugian kenaikan nilai obligasi disebabkan suku bunga turun, dengan investasi kembali yang lebih mahal, karena harus membeli obligasi yang lebih tinggi nilainya atau kerugian karena menginvestasikan ke obligasi dengan tingkat bunga yang lebih rendah.

















BAB 16
1.      PENENTUAN HARGA OBLIGASI DAN TEORI TINGKAT BUNGA
        Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya bisa dibagi menjadi dua, yaitu sekuritas yang menunjukan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan (yaitu dalam bentuk saham), dan yang menunjukan surat tanda hutang dari emiten yang menerbitkan sekuritas tersebut.
        Di Indonesia obligasi-obligasi ini diterbitkan oleh berbagai perusahaan, baik yang sahamnya dimiliki oleh swasta seluruhnya, ataupun oleh perusahaan yang dimiliki oleh negara (PT. Persero). Beberapa persero yang menerbitkan obligasi diantaranya adalah PT. Jasa Marga, PT. PLN, Bank Bapindo, dan berbagai bank BPD, sedangkan beberapa perusahaan swasta yang menerbitkan obligasi diantaranya adalah Astra Internasional, IBJ Leasing, BBL Leasing, Asia Nusamas Leasing, Dharmala Sakti Sejahtera, dan sebagainya.
Dalam praktiknya terdapat berbagai jenis obligasi. Jenis obligasi yang sederhana adalah obligasi yang menawarkan bunga (disebut sebagai coupon) tetap selama jangka waktu obligasi tersebut ( di Indonesia biasanya berjangka waktu lima tahun). Biasanya bunga dibayarkan tiap setahun sekali, tapi mungkin juga bisa per semester ( berarti pemilik saham bisa menerima bunga dua kali dalam setahun), atau tiap triwulan (dengan demikian kalau suatu obligasi akan menerima bunga empat kali dalam setahun).
        Jenis yang kedua adalah obligasi yang menawarkan sukui bunga mengambang (floating rate). Biasanya ditawarkan sebesar presentasi tertentu diatas suku bunga deposito. Mungkin juga dilakukan kombinasi dengan suku bunga tetap (fixed rate). Misalnya pada tahun pertama menawarkan suku bunga 19% (pasti), tetapi pada tahun-tahun berikutnya menawarkan suku bunga mengambang ( seperti yang ditawarkan oleh perusahaan listrik Negara pada akhir 1992). Dengan demikian pemegang saham dipilih sebagai patokan, apapun yang terjadi dengan keadaan suku bunga.
        Jenis ketiga adalah obligasi dengan tingkat bunga nol (zero coupon bonds  atau pure discount bond). Obligasi jenis ini dijual dengan diskon pada awal periode, dan kemudian dilunasi penuh sesuai dengan nilai nominal, pada akhir periode. Misalkan obligasi mempunyai jangka waktu lima tahun, dengan nilai nominal Rp. 1.000.000. obligasi ini tidak menawarkan bunga apapun bagi pembeli obligasi tersebut. Agar pemodal tertarik untuk membeli obligasi tersebut, maka pada awal periode (yaitu tahun ke-0), obligasi tersebut ditawarkan dengan harga misalnya, Rp.476.000. kalau pemodal bersedia membeli obligasi tersebut dengan harga tersebut maka ia akan memperoleh tingkat bunga sekitar 16% per tahun. Hal  tersebut terjadi karena

Rp.476.000 = [(Rp. 1.000.000)/(1+i)5]
Jenis obligasi lainnya adalah obligasi yang bisa dirubah menjadi saham. Obligasi ini disebut sebagai obligasi konveksi (convertible bonds). Obligasi jenis ini mungkin saja dikombinasikan dengan tipe zero coupon. Disamping itu juga obligasi yang hanya membayarkan bunga kalau perusahaan yang menerbitkannya memperoleh laba. Jenis ini disebut sebagai income bond.
Sekarang kita mulai pengertian tentang spot interest rates. Spot interest rates merupakan tingkat bunga dari obligasi yang hanya mempunyai satu arus kas bagi pembeli obligasi tersebut. Obligasi yang hanya mempunyai satu arus kas bagi pemodal disebut sebagai pure discount bond atau zero coupon bond. Misalkan pemodal membayar suatu obligasi tersebut sebesar Rp. 1.000.000 dua tahun. Apabila i02 adalah spot rate  dua tahun yang dinyatakan dalam bentuk tahunan,maka Rp.743.000 = [Rp.1.000.000/(1+i 02)2] i02 = 16%.
Karena tingkat bunga bisa dinyatakan dalam dasar tahunan, maka i02 merupakan tingkat bunga tahunan yang diperoleh oleh pemilik obligasi tersebut. Dengan kata lain, Rp. 743.000 (1+0,16)2 = Rp. 1.000.000
Jenis yang kedua adalah future rates. Future rates  merupakan tingkat bunga atas obligasi dimana terjadinya komitmen dan kapan uang akan diserahkan ke pihak emiten berbeda. Sebagai misal, Rp.743.000 akan diserahkan ke penerbit obligasi pada tahun 1 (komitmen tersebut terjadi pada tahun ke-0) dan Rp.1.000.000 akan dilunasi pada tahun ke-3. Contoh ini merupakan contoh dari forward rate dua tahun yang akan dimulai pada tahun 1. Perhitungannya adalah :
(1 + i1,3) = [Rp.1.000.000/Rp. 743.000]
Dengan demikian maka, i1,3 = 16%
Jenis yang ketiga adalah current yield. Current yield merupakan pembayaran bunga dibagi dengan harga obligasi. Apabila suatu obligasi membayar bunga pertahun sebesar Rp. 150.000 dan harganya Rp.900.000, maka current yield  nya adalah 16,67%. Current yield merupakan tingkat bunga yang sering dicantumkan pada surat kabar keuangan, meskipun manfaatnya tidak terlalu banyak. Mengapa? Karena current yield  tidak menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh seandainya pemilik obligasi akan menahan obligasi tersebut sampai jatuh tempo (yield to maturity). Sebagai misal, zero coupon bond mempunyai current yield  mereka akan selalu menolak membeli zero coupon bond.

2.      DURATION
Karena obligas memberikan penghasilan yang tetap bagi pemiliknya, maka perubahan harga obligasi tersebut akan lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan tingkat bunga ( dengan asumsi bahwa “keamanan” obligasi tersebut dinilai tidak berubah). Dengan kata lain, pemegang obligasi dihadapkan pada resiko tingkat bunga . dalam sub bab ini kita akan membicarakan bahwa duration3 merupakan faktor utama penentu risiko tingkat bunga. Untuk itu kita perhatikan perubahan harga obligasi sebagai akibat perubahan tingat bunga.

3.      KASUS ZERO-COUPON BONDS
Misalkan ada dua obligasi zero-coupon (disebut juga sebagai pure discount bonds), yang satu berjangka waktu 1 tahun, yang satunya lagi berjangka waktu 5 tahun. Nilai pelunasan obligasi yang berjangka waktu 1 tahun adalah Rp.1.100. dan yang 5 tahun adalah Rp.1.610.500. apabila tingkat bunga per tahun yang dipandang relevan adalah 10%, maka kedua obligasi tersebut saat ini akan mempunyai harga yang sama, yaitu Rp.1.000.000.

4.      KASUS OBLIGASI DENGN JANGKA WAKTU SAMA DAN COUPON RATE BERBEDA
Misalkan dua obligasi mempunyai jangka waktu yang sama, yaitu 5 tahun dan nilai nominal yang sama pula yaitu Rp.1.000.000. obligasi yang satu menawarkan coupon rate  10% dan satunya lagi hanya 1%. Apabila tingkat bunga yang relevan adalah 10% per tahun, ,maka harga obligasi-obligasi tersebutnya adalah sebagai berikut.
Obligasi dengan  coupon rate  10% (dinyatakan dalam ribuan rupiah).
P6   =100/(1 + 0,10) + 100/(1 = 0,10)2 + ... + 1.100/(1 + 0,10)5
= Rp.1000
Obligasi dengan coupon rate  1% (dinyatakan dalam rupiah).
P0   = 10/(1 + 0,10) + 10/(1 + 0,10)2 + ... + 1.010/(1 + 0,10)5
= Rp. 658,8
5.      FAKTOR YANG PEMPENGARUHI HARGA OBLIGASI
obligasi mempunyai karaktersitik yang berbeda beda. perbedaa tersebut mempengaruhi harga obligasi. faktor-faktor terbut adalah,sebagai berikut :
a.       jangka sebelum obligasi jatuh tempo
b.      risiko yang tidak menerima obligasi sebelum jatuh tempo
c.       status pajakdari pembeli obligasi
d.      adanya provisi yang memungkinkan  penerbit mlunasi obligasi tersebut sebelum jatuh tempo
e.       jumlah coupon

6.      TERM TO MATURITY DAN TEORY TERM STRUCKTUR
untuk bisa memahami pengaru jangaka waktu terhadap tingkat keuntungan (yield) atau harga obligasi,kita perlu memamahi hubungan antara tingkat keuntungan (atau tingakat bunga) dengan waktu.  hubunan ini sering di sebut dengan term strucktur.
a.       Teori pasar yang tersegmentasi
Teori ini didasarkan atas pengamatan bahwa namapaknya banyak pemodal dan emiten( yaitu pihak yang menerbitkan obligasi) yang mempunyai preferensi atas obligasi yang mempunyai jangka waktu pelunasan yang pasti. disamping itu mereka juga tidak terlau peka  ak adanya perbedaan tingkat untungan (yield) atantra obligasi yang mepunyai jangka waktu pelunasan tertentu dengan obligasi yang berjangka waktu berbeda. misalnya perusahaan asuransi jiwa. perusahhan ini kewajiban yang memungkinkan harus  dilakuakan setela sekian tahun (janka panjang ). dana yang berhsil dihimpun  dari pembayaran premi. para pelangan,bagaimanpun juga harus di investasikan. jika dana ini diinventasi kan  pada jangka  pendek perusahaan harus melakukan reinvestment kalau invetasi terbebut sudah jatuh tempo dan belum di tentukan.
Teori pasar tersegmentasi nampaknya popular dikalangan prantisi , tetapi tidak dikalangan akademi  argument yang  dikemukaan adalah walaiupun banyak pemodal yang mempunyai peferensi yang kuat akan jangka waktu,banyak juga yang mempunyai atas  tingkat keuntungan

b.      Teori Pengharapan.
Teori pengharapan menjelasakan term strucktur. penganut teori ini mengataakan bahwa tingkat keuntungan dari obligasi  dua tahunharuslah sama dengan  keuntungan obligasi satu tahun ditambah dengan keuntungan obligasi ditahun berikutnya.
Jadi kalau suatu obliogasi dengan jangka waktu 1 tahun nenawaran tingkat suku bunga sebesar 17% pertahun dan obligasi dengan  jangka waktu 2 tahun menawarkan tingkat bunga 16% pertahun,tahun depan akan mengalami penurunan ini sesuai dengan teorin pengaharapan.
teori  ini Kadang dipakai untuk menjelasakan mengapa misalnya suku bunga deposito jangka waktu 6 bulan ternyata lebih menguntungan dari pada 12 bulan( kalau dihitung tahunan

c.       teori premium likuiditas
pemodal harus mendapatkan imbalan yang imbalan yang  lebih besar jika mereka memiliki obligasi yang jangka waktunya lebih panjang dari waktu yang mereka sukai. terdapat kekurangan  pemodal yang membeli obligasi jangka panjang,dan karenannya perlu ditambahkan tingkat keuntungan agar obligasi tersebut banyak peminatnya.

jika sesuai dengan tewori pengharapan,makan spot rate untuk suatu saat ini adalah 15% yang diharapkan tahun depan adalah 17% ,maka spot rate dua tahun saat in  adalah 16%. mereka mmebeli pure discount bond dengan jangka waktu dua tahunharus diitawari tingkat suku bunga yang lebih beasar dari 16% agar mereka bersedia menyerahkan dana mereka untuk investasi  yang lebih lama. banyak pemodal yang berminat obligasi jangka pendek tetapi tidak untuk investasi  obligasi jangka panjang . jika tambahan premium likuiditas ini sebesar satu persen(1%) pada tahun kedua ,maka spot ratev dua tahun dalam contoh diatas  akan sebesar.
(1+i02)2=(1+0,15)(1+0,17+0,01)
maka kirta akan memperoleh i02­ = 16,5 %

d.      preferred habitat teori
teori ini menyatakan bahwa pemodal yang bisa menyesuiakan jangka waktun investasi dengan kebutuan waktu dananya akan dibutuhkan merupakan posisi yang dipilih oleh pemodal . jadi kalau dana tersebut akan di perlukan 5 tahun lagi ,maka dan tersebut seharusnya dipergunakan juga dalam jangka waktu lima tahun, pada saat itu,yaitu lima tahun yang akan dating kebutuhan dana dan kembalinnya investasi akan sesuai,.
jia terjadi ketidak sesuaian jangka mama para pemodal harusnmendapatkan premium agar mereka bersediamenyreahkan dana mereka. jadi kalau banyak perusahaan ingin menerb itkan hutang jangka panjangb di bandingkan nilai pemodal yang bersedia membeli , maka perusaahan harus menawarkan premium agar perushaan bersedia membeli hutang tersebut.

 jika sesui dengan teori pengharapan (1+i02)2=(1+i02)(1+i02) maka  sesuai dengan  teori preferred habitat apabila terdapat kelebihan pemodal yang berminat dalam investasi jankgka pendek , agar mereka bersedia membeli obligasi jangka lebih dari dua tahun. maka
(1+i02)2=(1+i02)(1+i02+ P) dan P>O

sebaliknya jika pemodal jangka pendek relaitif sedikit ,maka perusahaan harus bersedia membeli obligasi dengan harga premium.
(1+i02)2=(1+i02)(1+i02+ P) dan P<O
jadi teori ini bisa berdampak positif dan negative.

7.      RISIKO TIDAK TERBAYAR
Perlu disadari bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi tidak bisa  membayar  kembali hutang yang mereka buat dengan demikaian para pemodal membeli obligasi menanggung resiko kalau bunga dan pokok pinjaman yang tidak terbyar. dengan demikian semakin besar risko tidak terbayar semakin beasar premi tidak terbyar yang diminta para pemodal. bagaiman memperkiraan risko tidak bayar ini ? secara pasti memang kita menaksir risiko ini,tetapi dengan menggunakan indicator-indikator tertentu biasanya diperkirakan resiko tersebut.tentu taksiran tersebut bisa salah ,dan mungkin tidak disepakati oleh semua pihak,tetapi yang menjalakan anlisis adalah pihak independen,umumnya hasilnya seringdi pakai sebagai acuan para pemodal . indicator yang di gunakan untik menaksir hutang obligasi yaitu,stabilitas keuntugan ,margin keuntungan dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar